Fregat berpeluru kendali Belanda masuki Laut Hitam, Rusia awasi ketat



KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Armada Laut Hitam Rusia terus mengawasi fregat berpeluru kendali Angkatan Laut Italia Virginio Fasan yang memasuki Laut Hitam, Pusat Kontrol Pertahanan Nasional Rusia mengatakan pada Kamis (1/7).

“Pasukan dan kemampuan Armada Laut Hitam mulai melacak fregat berpeluru kendali Angkatan Laut Italia Virginio Fasan yang memasuki Laut Hitam pada 1 Juli,” kata Pusat Kontrol Pertahanan Nasional Rusia, seperti dikutip TASS.

Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia pada 23 Juni mengungkapkan, Armada Laut Hitam bersama penjaga perbatasan dari Biro Keamanan Federal (FSB) mengusir kapal perusak berpeluru kendali Angkatan Laut Inggris HMS Defender yang masuk perairan Rusia di Tanjung Fiolent Krimea di Laut Hitam.


Kapal perang Inggris berlayar sejauh tiga kilometer ke perairan teritorial Rusia. Sebuah kapal patroli Rusia melepaskan tembakan peringatan, sementara sebuah pembom Su-24M menjatuhkan bom di jalur kapal perang Inggris untuk mengusirnya keluar dari perairan Krimea.

Baca Juga: Adu kuat di Laut Hitam, Rusia dan NATO plus AS sama-sama gelar latihan militer

Kementerian Pertahanan Rusia mengecam operasi kapal perusak Inggris sebagai pelanggaran berat terhadap Konvensi PBB tentang Hukum Laut, dan mendesak Inggris untuk menyelidiki tindakan awak kapal perang tersebut. 

Hari berikutnya, pesawat tempur Su-30 Rusia dan pesawat pengebom Su-24 dikerahkan untuk mencegah fregat Angkatan Laut Belanda Evertsen melanggar perbatasan Rusia di Laut Hitam.

Kehadiran kapal perang tersebut untuk mengikuti latihan militer negara-negara anggota NATO, Amerika Serikat (AS), dan Ukraina bertajuk Sea Breeze 2021 yang saat ini sedang berlangsung di Laut Hitam. 

Latihan militer terbesar dalam lebih dari 20 tahun akan berlangsung hingga 10 Juli. Menurut AS, latihan tersebut melibatkan 32 negara, sekitar 5.000 personel, 32 kapal perang, 40 pesawat tempur, serta 18 kelompok operasi khusus berbasis darat dan laut.

Selanjutnya: Putin: Penerobosan kapal perang Inggris tentu saja sebuah provokasi yang sangat jelas

Editor: S.S. Kurniawan