KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Merger sedang menjadi tren di industri telekomunikasi tanah air. Setelah pengumuman merger Indosat Ooredoo dan 3 Indonesia, muncul lagi rencana merger XL Axiata dengan Smartfren. Ketua Pusat Studi Kebijakan Industri dan Regulasi Telekomunikasi Indonesia ITB, Ian Josef Matheus Edward menilai positif terhadap rencana merger dan akuisisi tersebut. Selain memperkuat struktur keuangan perusahaan, juga akan memperkuat operator selular dalam menyambut era 5G yang sudah dimulai di Indonesia. Dengan merger akan saling memperkuat permodalan, frekuensi yang dimiliki dan backbone. “Agar menjamin terselenggaranya 5G tak hanya frekuens.. Saat ini Indosat memiliki jaringan backbone yang lebih besar ketimbang 3 Indonesia. Dan merger tersebut dapat menjadi sinergi yang baik bagi 3 Indonesia," terang Ian, dalam keterangannya, Selasa (12/10).
Frekuensi hasil merger industri telekomunikasi harus ada evaluasi Kominfo dan KPPU
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Merger sedang menjadi tren di industri telekomunikasi tanah air. Setelah pengumuman merger Indosat Ooredoo dan 3 Indonesia, muncul lagi rencana merger XL Axiata dengan Smartfren. Ketua Pusat Studi Kebijakan Industri dan Regulasi Telekomunikasi Indonesia ITB, Ian Josef Matheus Edward menilai positif terhadap rencana merger dan akuisisi tersebut. Selain memperkuat struktur keuangan perusahaan, juga akan memperkuat operator selular dalam menyambut era 5G yang sudah dimulai di Indonesia. Dengan merger akan saling memperkuat permodalan, frekuensi yang dimiliki dan backbone. “Agar menjamin terselenggaranya 5G tak hanya frekuens.. Saat ini Indosat memiliki jaringan backbone yang lebih besar ketimbang 3 Indonesia. Dan merger tersebut dapat menjadi sinergi yang baik bagi 3 Indonesia," terang Ian, dalam keterangannya, Selasa (12/10).