JAKARTA. PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) akan kedatangan tiga pemilik saham baru. Mereka adalah PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), Oakwell Worldwide Inc, dan Glanville International Limited. Ketiga calon pemegang saham baru itu adalah pemegang obligasi wajib konversi (OWK) FREN. Nama terakhir, yakni Glanville, baru saja membeli empat opsi OWK FREN dengan total nilai Rp 400 miliar. Berdasarkan laporan keuangan perseroan per Maret 2013, proses pembelian OWK terjadi pada 12 April 2013. "Saya lupa Glanville dari mana," ujar Antony Susilo, Direktur Keuangan Smartfren Telecom, Kamis (13/6).
Adapun penerbitan OWK baru ini, lanjutnya, merupakan lanjutan dari restrukturisasi atas OWK FREN yang terbit pada Januari 2011 lalu. Sekedar mengingatkan, pada 11 Januari 2011, FREN menerbitkan sembilan opsi OWK seri I dengan nilai nominal Rp 100 miliar per OWK. Berarti totalnya mencapai Rp 900 miliar. Nah, setiap sembilan OWK seri I itu melekat 38 opsi OWK dengan nilai nominal sama. Berarti, total nilai OWK FREN mencapai Rp 4,7 triliun. Surat utang ini jatuh tempo pada 2016 mendatang. Pada 18 Januari 2012, perusahaan telekomunikasi ini telah melakukan restrukturisasi. Salah satu klausulnya berisi hak kepemilikan saham ini akan dikonversi menjadi saham seri C dengan harga konversi Rp 100 per saham. Konversi ini bisa dilakukan setiap saat hingga masa jatuh tempo. Hingga akhir Maret 2013, nilai penerbitan OWK dan nilai pelaksanaan opsi OWK FREN telah mencapai Rp 4,3 triliun. Ditambah penerbitan empat opsi pada April 2013 lalu, berarti perusahaan telekomunikasi milik Grup Sinarmas ini telah menerbitkan semua emisi OWK. "Semua dana hasil penerbitan OWK untuk modal kerja kami," ungkap Antony. Tumbuh Positif Belum diketahui, bagaimana struktur pemilik saham baru FREN nanti ketika ketiga pemegang OWK FREN itu melakukan konversi. Yang jelas, struktur kepemilikan saham akan berubah. Sebelumnya, DSSA, perusahaan terafiliasi FREN, telah menyatakan tidak akan mengeksekusi OWK. Perusahaan tambang ini akan mengalihkan ke pihak lain. Terkait kinerja, FREN menargetkan, di pengujung tahun rapor kinerja perusahaan tidak merah lagi. Paling tidak, tidak akan merugi. "Kami akan semakin agresif dalam membangun infrastruktur dan meluncurkan produk baru," papar Rodolfo Paguia Pantoja, Presiden Direktur Smartfren. Perusahaan itu menargetkan, pendapatan bisa tumbuh 60% menjadi Rp 2,62 triliun tahun ini. Pertumbuhan ini seiring dengan jumlah pelanggan yang diharapkan bertambah dari 11 juta pelanggan menjadi 17 juta pelanggan. Sekedar catatan, hingga kuartal I-2013, FREN masih menderita rugi bersih sebesar Rp 355,53 miliar. Adapun, pendapatan ada di kisaran Rp 556,96 miliar. Awalnya, manajemen FREN menargetkan, kinerja Juni-Juli 2013 sudah positif.
Namun, insiden putusnya serat optik FREN yang terbentang antara Bangka dan Batam membuat target itu mundur. Selain kantong makin menipis, beban operasional perusahaan ini juga kian membengkak. Tetapi, FREN telah menyiapkan strategi. Tahun ini, perusahaan akan menambah base tranceiver service (BTS) menjadi 6.000 BTS. Per akhir 2012, total BTS milik FREN 4.500. Berarti, akan ada 1.500 baru tahun ini. Hingga Mei 2013, perusahaan itu telah membangun seluruh BTS baru. Namun, BTS ini diperkirakan baru beroperasi pada Agustus 2013 mendatang. Smartfren juga tengah bernegosiasi dengan pihak vendor agar pihaknya bisa membangun lebih dari 6.000 menara. Di awal tahun, FREN telah berencana bisa membangun sebanyak 6.500 unit BTS baru tahun ini. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Amailia Putri