FREN dapat pinjaman US$ 90 juta dari First Anglo



JAKARTA. PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) mendapat dana segar untuk refinancing utang dan modal kerja. FREN baru menandatangani perjanjian kredit dengan First Anglo Financial Pte Ltd pada 30 April 2013. FREN mendapat fasilitas pinjaman US$ 90 juta setara Rp 876,6 miliar. First Anglo adalah perusahaan finansial di Singapura.

James Wawengkang, Sekretaris Perusahaan FREN mengatakan, jangka waktu fasilitas pinjaman itu maksimal dua tahun. FREN akan menggunakan utang itu untuk membayar utang dan tambahan modal kerja. Sayang, James tidak merinci beban bunga dari pinjaman itu. "Yang pasti lebih kompetitif bunganya, menggunakan bunga LIBOR dengan cost margin yang lebih murah," jelas dia kepada KONTAN, Jumat (3/5).

Perjanjian kredit ini merupakan fasilitas pinjaman yang dijamin dengan corporate guarantee dari pemegang saham utama FREN yakni PT Wahana Inti Nusantara.


James menjelaskan, fasilitas itu akan digunakan melunasi beberapa pinjaman yang jatuh tempo tahun ini, baik utang rupiah maupun utang dalam dollar AS. Asal tahu saja, FREN memiliki utang yang cukup besar. Pinjaman jangka panjang FREN jumlahnya mencapai Rp 3,67 triliun. Utang itu berasal dari China Development Bank.

Sementara utang jatuh tempo satu tahun totalnya mencapai Rp 574,29 miliar. Pembayaran pinjaman ini harus dilunasi FREN tiap tahun pada bulan Mei dan November.

FREN juga masih mempunyai utang obligasi rupiah dan obligasi global masing-masing Rp 688,9 miliar dan Rp 315,36 miliar. Obligasi global itu berasal dari penerbitan di 2007.

FREN mengalami gagal bayar obligasi, sehingga memilih merestrukturisasi dengan memperpanjang waktu jatuh tempo. "Kami membayar sebagian sesuai cicilan utang yang ada. Ini bisa ditarik dalam dua tahun, jadi tidak harus dihabiskan langsung untuk bayar tahun ini," kata dia.

Saat ini, FREN lebih memilih refinancing dengan fasilitas pinjaman baru. Namun, "Ada kemungkinan akan refinancing dengan rights issue. Perusahaan mengkaji semua," imbuh James.

FREN memang tertekan utang yang menggunung. Sepanjang kuartal I 2013, pendapatan FREN memang naik 78,46% menjadi Rp 556,96 miliar. Tapi, FREN masih merugi Rp 355,53 miliar per Maret 2013. Kerugian FREN ini menyusut 33% year on year. Sementara dana kas dan setara kas FREN tercatat hanya Rp 88,93 miliar.

FREN akan menambah base transceiver station (BTS) 2.000 unit di 2013, sehingga totalnya akan menjadi 6.500 unit. FREN menganggarkan dana US$ 400 juta untuk BTS itu. Penambahan BTS diharapkan bisa meningkatkan kualitas jaringan FREN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana