KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aksi akuisisi terhadap penyedia sistem pembayaran digital atau kerap disebut dompet digital memang menjadi tren beberapa tahun terakhir. Aksi tersebut tampaknya menjadi kebutuhan bagi pemain dompet digital untuk memperluas ekosistemnya agar tak tergerus dalam persaingan. Yang terbaru, beredar kabar bahwa dompet digital DANA akan diakuisisi oleh PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) yang merupakan anak usaha Grup Sinarmas. Meskipun, Merza Fachys sebagai Presiden Direktur PT Smartfren Telecom Tbk memberikan jawaban diplomatis dengan menolak berkomentar banyak. Jika benar, maka kepemilikan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) tehadap saham PT Espay Debit Indonesia Koe (DANA) lewat kepemilikan 49% di PT Elang Andalan Nusantara (EAN) kemungkinan bakal dilepas. Mengingat, EMTK saat ini sudah memiliki OVO yang dikelola bersama Grab.
Melihat beberapa aksi tersebut, Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah berpendapat, dalam ekonomi atau bisnis digital memerlukan kolaborasi dan sinergi yang dilakukan dalam sebuah ekosistem. Oleh karenanya, apa yang dilakukan oleh grup-grup besar tersebut bertujuan untuk mengembangkan bisnis digitalnya di masa depan. “Jadi kalau kita ingin memenangkan persaingan bisnis masa depan atau bisnis di era digital kita harus punya atau tergabung dalam sebuah ekosistem yg lengkap termasuk memiliki alat pembayaran digital,” ujar Piter kepada KONTAN, Senin (24/1).
Baca Juga: Ekspansi Grup Sinarmas Lewat FREN: Akuisisi DANA dan Bermitra Dengan Alibaba Sebaliknya, Piter juga bilang kalau dompet digital juga perlu masuk dalam sebuah ekosistem. Jika tidak, ia menilai pemain dompet digital tersebut kesulitan dalam memenangkan persaingan saat ini. Memang, Piter menyebutkan bahwa pemain dompet digital besar saat ini memiliki keunggulannya masing-masing. Dengan demikian, pemain yang berpotensi memenangkan persaingan ialah yang memiliki ekosistem pendukungnya semakin kuat. Salah satu pemain dompet digital yang memang saat ini sudah memiliki ekosistem tersendiri ialah Gopay yang merupakan bagian dari GoTo Financial, gabungan ekosistem Gojek dan Tokopedia. Ada juga ShopeePay yang bisa digunakan dalam ekosistem Shopee. Sementara itu, peneliti ekonomi digital Institut for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda menilai peta persaingan dompet digital ini masih sangat dinamis. Ia mencontohkan Shopeepay yang 3 tahun lalu masih belum ada di 5 besar tapi dalam waktu singkat menjadi dompet digital nomor 1 atau 2. “Shopeepay sangat terdorong dari masifnya Shopee ecommerce, begitu juga OVO yang terbantu Tokopedia dan Grab. Makanya ketika Tokopedia beralih ke Gopay, posisi OVO sangat terancam,” ujar Huda. Head of Corporate Communication OVO Harumi Supit bilang, OVO secara konsisten berencana untuk terus mengembangkan use-case dan memperluas ekosistem yang dimiliki agar semakin dapat digunakan untuk berbagai transaksi pembayaran non-tunai. Mereka juga mulai menghadirkan inovasi layanan keuangan lainnya, seperti asuransi, investasi, maupun pinjaman.
Baca Juga: Memanfaatkan Aplikasi Dompet Digital Sebagai Media Investasi “Beberapa use case unggulan dari layanan OVO seperti misalnya pembelian makanan online dan shopping terus stabil. OVO juga melihat adanya use-case yang kian meningkat trennya di Indonesia seperti e-games dan investasi yang disambut baik oleh masyarakat,” ujar Harumi.
Tak lupa, ada juga LinkAja yang merupakan dompet digital milik 10 perusahaan BUMN. Tak main-main, mereka mencatatkan jumlah pengguna yang naik sebesar 20% dan kenaikan jumlah volume transaksi sejumlah 50% sepanjang 2021. Tahun ini, LinkAja juga telah berencana membenahi fundamental bisnis melalui penguatan kolaborasi bisnis dengan mitra strategis kami. Harapannya, penguatan dan perluasan tersebut mampu mendukung para shareholder dan mitra strategis dari LinkAja. Huda bilang, peluang pasar yang besar ini membuat dompet digital masih menarik untuk dimiliki oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia terutama perusahaan teknologi. Ia melihat masih banyak e-commerce yang beroperasi di dalam negeri.dan dompet digital bisa masuk sebagai salah satu pembayaran. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi