FREN jajaki rencana penerbitan saham terbatas



JAKARTA. PT Mobile-8 Telecom Tbk (FREN) tengah melakukan penjajakan kepada beberapa investor untuk mendapat suntikan dana segar. Untuk itu, perseroan akan menggelar penawaran saham terbatas."Ada investor asing dan investor lokal," ujar Sekretaris Perusahaan FREN Chris Taufik di Jakarta, Selasa (19/10).Namun, ia enggan memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai berapa jumlahnya, serta siapa saja investor strategis tersebut. Ia hanya bilang, salah satu investor asing yang serius mencaplok saham FREN itu adalah sebuah perusahaan investasi. Beberapa investor itu akan masuk melalui right issue.Sebagian dari dana yang diperoleh akan dialokasikan untuk membayar kupon bunga obligasi I FREN yang diterbitkan 2007 silam senilai Rp 7,581 miliar. Asal tahu saja, FREN sempat mengalami gagal bayar karena tidak bisa meyelesaikan kewajiban tersebut. Alhasil, perdagangan saham dan obligasi perseroan disuspensi terhitung sejak tanggal 15 September 2010.Selain itu, ditengarai dana tersebut juga akan digunakan perseroan untuk membeli saham PT Smart Telecom. Namun, Chris belum mau memberikan keterangan lebih lanjut mengenai hal itu.Chris hanya bilang, investor strategis tersebut meminta perseroan untuk membenahi neraca keuangannya, terutama eksposur utangnya.Pada rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB)) kemarin, para pemegang saham sepakat untuk mengkonversi utang-utangnya dengan saham baru yang akan diterbitkan melalui non pre-emptive issue alias penerbitan saham tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD)."Utang yang akan dikonversi adalah utang obligasi rupiah dan utang usaha," jelasnya. Adapun utang obligasi berdenominasi rupiah nilainya sebesar Rp 606,5 miliar dan utang usahanya senilai Rp 306 miliar. Totalnya Rp 912,5 miliar.

Seluruh kreditur telah sepakat untuk menukarkan piutangnya dengan saham. Sedangkan, untuk para pemegang obligasi, rencananya, Fren akan menggelar RUPO (Rapat Umum Pemegang Obligasi) pada minggu pertama November 2010 untuk meminta persetujuan dari pemegang obligasi terkait penurunan tingkat suku bunga dan rencana konversi.Selain itu, para pemegang saham sepakat untuk meningkatkan modal dasar perseroan dari Rp 8 triliun menjadi Rp 12,6 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie