FREN Pasang Strategi Tingkatkan Pendapatan di Tahun 2023, Begini Prospek Sahamnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) memasang sejumlah strategi untuk mempertahankan kinerjanya yang positif di tahun 2022.

Sebagai informasi, FREN mencatatkan pendapatan sebesar Rp 11,20 triliun sepanjang 2022. Pendapatan emiten telekomunikasi ini naik 7,17% jika dibandingkan dengan tahun 2021 yang mencapai Rp 10,45 triliun.

Sementara, laba bersih FREN tercatat Rp 1,06 triliun pada 2022, dari rugi bersih Rp 435,33 miliar di tahun sebelumnya.


Untuk kuartal I 2023, FREN mengantongi pendapatan Rp 2,77 triliun. Mengacu laporan keuangan per 31 Maret 2023, raihan tersebut naik 3,56% secara tahunan dari Rp 2,67 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga: Smartfren Telecom (FREN) Putuskan Tidak Bagikan Dividen

Namun, dari sisi bottom line, FREN harus menanggung rugi Rp 379,98 miliar.

Emiten Grup Sinarmas ini harus menanggung rugi bersih sebesar Rp 379,98 miliar per 31 Maret 2023. Nilai itu berbalik dari laba bersih Rp 25,35 miliar pada akhir Maret 2022.

Director Investor Relations & Media Smartfren Gisela Lesmana mengatakan, untuk mempertahankan kinerja di sepanjang tahun 2023, FREN menyusun sejumlah strategi. 

Pertama, penguatan produk. Gisela mengatakan, FREN akan menambah produk yang sesuai dengan keinginan pasar. 

Misalnya, memperbanyak produk dengan kuota besar dan unlimited bulanan, meningkatkan penjualan untuk postpaid untuk beberapa segmen, serta memfokuskan produk kolaborasi dengan game dan entertainment.

Kedua, penguatan dan perluasan jaringan. Ketiga, menjaga loyalitas customer. 

“Dari ketiga ini, ada juga produk yang sesuai dengan arahan pemerintah, yaitu membantu UMKM untuk naik kelas,” tuturnya saat ditemui Kontan.co.id, Senin (19/6).

Produk yang sudah diluncurkan pada awal Juni 2023 adalah unit usaha Smartfren Bisnis. Dengan langkah tersebut, FREN menyiapkan produk ready to use untuk UMKM yang ingin melakukan digitalisasi.

“FREN akan membantu para UMKM lewat produk software yang dapat digunakan untuk mengatur profit, penggajian, dan pajak. Jadi, tidak hanya produk B2C, tetapi juga B2B,” ujarnya.

Menurut Gisela, pihaknya ingin memperkuat positioning FREN di sektor bisnis telekomunikasi. Sehingga, FREN akan fokus pada pengembangan produk dan jaringan infrastruktur. Ini tahun yang dinamis untuk Indonesia.

“Tahun ini adalah tahun yang dinamis untuk Indonesia, karena sedang menyambut pemilu dan pandemi baru saja berakhir. Banyak sekali sentimen positif dari domestik dan kami ingin memanfaatkan momentum itu,” paparnya.

Gisela mengatakan, pihaknya optimistis laba dan pendapatan FREN bisa naik, meskipun belum bisa menyebutkan angka. 

“Sebab, dalam tahun ini, FREN fokus pada ekspansi, sehingga ada masa tunggu sampai bisa translasi,” katanya.

FREN juga mencatatkan peningkatan pendapatan pada momentum Ramadan dan Lebaran 2023 sebanyak 15% dari Ramadan dan Lebaran di tahun 2022.

“Untuk haji, terdapat peningkatan penggunaan kartu SIM, tetapi belum dihitung ulang hasilnya. Sebab, rangkaian haji juga saat ini masih berlangsung,” paparnya.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo mengatakan, secara kinerja top line FREN masih berpotensi untuk tumbuh. 

Baca Juga: Ini Fokus Alokasi Capex Smartfren Telecom (FREN) Tahun 2023

Hal itu didorong oleh strategi pengembangan infrastruktur jaringan serta produk-produk baru yang akan dikeluarkan bisa menjadi daya tarik bagi pelanggan. 

“Namun, di sisi lain perlu dicermati juga dari kerugian investasi pada saham, karena hal tersebut mempengaruhi kinerja fren dari bottom linenya,” ungkapnya.

Azis melihat, kinerja saham FREN pada 2023 diperkirakan masih cenderung flat, mengingat pada kinerja pada kuartal I 2023 masih mencatat rugi. 

Tetapi, jika ada perbaikan dari sisi laba, kinerja saham FREN berpotensi akan positif. 

Azis pun merekomendasikan untuk trading buy jangka pendek pada saham FREN dengan target harga Rp 62 - Rp 65 per saham.

“Saat ini pergerakan FREN masih berada di area supportnya, sehingga hati-hati jika FREN dapat breakdown support,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi