Frost Sullivan: Ancaman radiasi pada makanan impor Jepang berlebihan



JAKARTA. Rusaknya reaktor nuklir di Fukushima Jepang akibat gempa telah menimbulkan kepanikan di seluruh dunia. Banyak negara termasuk Indonesia khawatir bahan makanan yang diimpor dari Jepang terkontaminasi zat radioaktif nuklir.

Efeknya, Pemerintah Indonesia telah memperketat persyaratan impor bahan segar dari Jepang. Bahkan, impor ikan dari Jepang dihentikan sementara guna menghindari masuknya ikan yang terkontaminasi radiasi nuklir.Sushmita Mahajan, Research Analyst of Chemicals, Material and Food Practice Frost Sullivan mengatakan, situasi tersebut mengisyaratkan kepanikan berlebihan. Peristiwa yang menegangkan tersebut dengan mudah dapat menyebabkan orang bertindak dan mengambil keputusan dengan gegabah, yang kemudian berkembang pada ketakutan berlebihan yang tidak beralasan.

"Namun apakah ketakutan tersebut cukup beralasan?," kata Sushmita dalam rilis yang diterima KONTAN, (12/4).Faktanya, temuan The Agri-Food and Veterinary Authority Singapura menunjukkan hal sebaliknya. Menurutnya, tingkat kontaminasi produk segar yang diimpor dari prefektur yang telah tercemar seperti Tochigi, Ibaragi, Chiba dan Ehime terbilang rendah. Orang dewasa setidaknya harus mengkonsumsi 184 kilogram sayuran yang terkontaminasi radiasi nuklir, baru kemudian membahayakan dirinya.


"Dengan demikian, menurut Kementerian Kesehatan Singapura, konsumsi makanan pada tingkat yang terdeteksi dalam jangka pendek tidak menimbulkan bahaya kesehatan," ujar Sushmita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini