Frozen food memiliki prospek baik di zaman milenial



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di jaman milenial ketika orang dituntut untuk melakukan pekerjaan yang harus cepat dengan waktu yang terbatas, maka makanan olahan beku (frozen food) bisa menjadi pilihan utama. Mereka memerlukan makanan yang tersaji serba cepat, praktis, ekonomis tapi memenuhi kebutuhan gizi dan kesehatan.

Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi Lukman menegaskan bahwa potensi frozen food ini sangat besar di masa mendatang. "Prospek yang bagus pada industri frozen food tersebut seiring dengan prospek industri makanan dan minuman secara keseluruhan yang pertumbuhannya semakin meningkat," ujar Adhi dalam rilis media yang diterima Kontan.co.id, Rabu (14/2).

Prospek yang baik terhadap industri frozen food tersebut didasari oleh perubahan gaya hidup pada masyarakat milenial saat ini dimana mereka membutuhkan makanan-makanan convenience, yang mudah dibawa kemana-mana dan siap disajikan di setiap saat.


Secara umum, pertumbuhan industri makanan dan minuman tahun lalu sebesar 8,6% dan tahun ini diperkirakan mencapai 9% lebih. Posisi industri makanan dan minuman terhadap PDB sektor nonmigas mencapai 35% lebih tahun lalu dan akan terus meningkat.

Sehingga dalam Rencana Pembangunan 2015-2035, industri makanan minuman menjadi salah satu di antara 10 sektor andalan. Prospek industri makanan dan minuman yang baik tersebut juga didukung oleh upaya pemerintah yang mentargetkan akan menjaring wisman sebanyak 20 juta.

Sebagai pengusaha yang bergerak di bidang frozen food hasil laut, Presiden Direktur PT Kelola Mina Laut (KML) Food Mohammad Nadjikh, mengatakan prospek makanan hasil laut, terutama frozen food, masih sangat potensial. "Sebab Indonesia adalah Negara kelautan dengan pantai terpanjang nomor dua di dunia, dengan ragam ikan tropis," terangnya dalam rilis media yang diterima Kontan.co.id, Rabu (14/2).

Nadjikh menambahkan, berdasarkan data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), volume tangkapan laut pada semester I Tahun 2017 saja mencapai 3,35 juta ton, atau naik 11,3% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 3,01 juta ton. Jenis tangkapan laut tersebut adalah: udang, ikan, rajungan, kepiting dan cumi-cumi.

Adapun potensi yang besar dari hasil tangkapan laut tersebut belum diolah menjadi produk yang bernilai tambah. Padahal, kata Nadjikh, kalau mereka melakukan inovasi dalam makanan seafood itu maka akan memiliki nilai tambah.

Prospek yang bagus terhadap industri frozen food ini menyebabkan KML Food sendiri mulai tahun ini akan meningkatkan penjualan produknya di dalam negeri, menjadi 35% dari posisi sebelumnya 15%. Selama ini ekspor KML Food mencapai 85% dan 15% untuk penjualan dalam negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sofyan Hidayat