FSRU teluk Jakarta akhirnya beroperasi



JAKARTA. PT Nusantara Regas akhirnya bisa mengoperasikan fasilitas penyimpangan LNG dan regasifikasi terapung atau Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) di Teluk Jakarta, Jawa Barat, akhir pekan ini. Pada tahap awal perusahaan patungan Pertamina dan PGN ini akan menyuplai Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Muara Karang milik PT PLN (Persero).

Hendra Jaya, Direktur Utama Nusantara Regas mengatakan, beroperasinya FSRU ditandai dengan kedatangan kapal pengangkut gas pada 30 April 2012 lalu. Kapal dengan muatan 125.000 meter kubik gas atau setara dengan 2,9 million metric british thermal units (mmbtu) dari kilang LNG Bontang itu mulai dipindahkan ke FSRU pada Jumat (4/5) untuk kemudian diregasifikasi. "Kemudian dialirkan Muara Karang," ujarnya, Jumat (4/5).

Berjarak 15 km dari PLTGU Muara Karang, gas akan dialirkan melalui pipa milik Nusantara Regas. Hendra mengatakan, perusahaannya hanya berinvestasi pada pembangunan pipa dan receiving facility. Sedangkan kapal dan fasilitas FSRU disewa dari Golar LNG Energy Ltd.


Dana pembangunan pipa dan fasilitas penerima mencapai US$ 50 juta, sedangkan sewa kapal FSRU Golar mencapai US$ 500 juta selama 11 tahun. Selain menyewa FSRU dari Golar, Nusantara Regas juga menyewa kapal pengiriman LNG dari PT Hanochem Shipping, anak usaha PT Trada Maritime Tbk.

Selama dua pekan pertama, Nusantara Regas akan mengalirkan gas ke PLTGU Muara Karang mencapai 60 Million Metric Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD). Setelah itu mulai akhir Mei atau Juni nanti, Hendra yakin perusahaannya bisa menyuplai gas ke PLTGU Muara Karang sebesar 200 MMSCFD.

Hendra mengklaim, FSRU Jawa Barat merupakan satu-satunya di Asia Tenggara. Sedangkan di Asia menjadi yang kedua setelah Dubai. Pembangunan fasilitas ini dilakukan selama dua tahun setelah kepastian pasokan LNG Bontang diterima.

Memiliki kapasitas penuh sebesar 400 MMSCFD atau 3 juta metrik ton LNG per tahun, Hendra mengatakan kalau kapasitas bisa ditingkatkan lagi menjadi 500 MMSCFD. Namun saat ini kepastian pasokan gas baru 200 MMSCFD dari kilang LNG Bontang.

Untuk itu pihaknya tengah menjajaki kemungkinan mendapatkan tambahan pasokan dari kilang Mahakam. "Kita mendekati BP Migas untuk LNG Tangguh, Sempra diversion," kata Hendra. Untuk jangka panjang Hendra juga membuka kemungkinan impor LNG dari Amerika untuk kebutuhan industri.

Suryadi Mardjoeki, Kepala Divisi Gas dan Minyak PLN mengatakan, dengan suplai 200 MMSCFD maka operasional PLTGU Muara Karang akan sepenuhnya menggunakan gas. Dengan begitu, PLN akan menghemat biaya pembelian bahan bakar minyak (BBM) sekitar Rp 4 miliar per tahun. PLN membeli gas dari FSRU Teluk Jakarta sebesar 11% dikali harga minyak mentah Indonesia (ICP) plus alfa US$ 3 per MMBTU.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: