JAKARTA. Dibukanya pintu perdagangan bebas ASEAN-China (AC-FTA) berpotensi memangkas porsi pangsa pasar domestik milik pengusaha mebel Indonesia. Maklum, dengan perdagangan bebas produk mebel asal China akan membanjiri pasar lokal dengan harga lebih terjangkau. “Kalau FTA berjalan dan kami tidak mendapat perlindungan, maka pangsa pasar kami bisa terpangkas sampai 50%,” ujar Ketua Umum Asmindo Ambar Tjahjono, Rabu (23/12). Padahal, nilai pasar mebel lokal tahun depan diramalkan bakal naik US$ 7 juta menjadi US$ 300 juta. Riset yang dirilis oleh Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) menunjukkan, nilai pasar mebel nasional tahun ini mencapai US$ 293,2 juta. Pengusaha mebel Indonesia menguasai 70% dari nilai pasar tersebut. Sisanya merupakan pangsa pasar produk mebel impor yang mayoritas datang dari China.
FTA Ganjal Industri Mebel Domestik
JAKARTA. Dibukanya pintu perdagangan bebas ASEAN-China (AC-FTA) berpotensi memangkas porsi pangsa pasar domestik milik pengusaha mebel Indonesia. Maklum, dengan perdagangan bebas produk mebel asal China akan membanjiri pasar lokal dengan harga lebih terjangkau. “Kalau FTA berjalan dan kami tidak mendapat perlindungan, maka pangsa pasar kami bisa terpangkas sampai 50%,” ujar Ketua Umum Asmindo Ambar Tjahjono, Rabu (23/12). Padahal, nilai pasar mebel lokal tahun depan diramalkan bakal naik US$ 7 juta menjadi US$ 300 juta. Riset yang dirilis oleh Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) menunjukkan, nilai pasar mebel nasional tahun ini mencapai US$ 293,2 juta. Pengusaha mebel Indonesia menguasai 70% dari nilai pasar tersebut. Sisanya merupakan pangsa pasar produk mebel impor yang mayoritas datang dari China.