JAKARTA. Harapan pemerintah menjadikan wilayah Batam, Bintan, dan Karimun (BBK) sebagai percontohan Kawasan Perdagangan Bebas (Free Trade Zone/FTZ) untuk pendongkrak investasi, belum mendatangkan hasil. Berdasarkan data Badan Pengusahaan Kawasan, sepanjang triwulan I 2012 lalu, realisasi investasi baru dari penanaman modal asing (PMA) di FTZ BBK hanya US$ 24,25 juta dan total perluasan PMA sebesar US$ 4,1 juta. Artinya total investasi masuk sebesar US$ 28,35 juta. Angka ini merosot 44% ketimbang periode yang sama tahun lalu sebanyak US$ 50,45 juta, yakni US$ 21,15 juta untuk investasi baru, dan perluasan usaha sebesar US$ 29,3 juta. Dari jumlah perusahaan yang masuk pun juga turun. Tahun lalu sebanyak 21 PMA, sedangkan, triwulan I tahun ini hanya 18 PMA masuk.
Rincian investasi yang masuk ke BBK tahun ini rinciannya, di bulan Januari sebanyak empat PMA dengan nilai investasi US$ 4 juta. Februari ada delapan PMA dengan nilai investasi US$ 10,4 juta, dan enam PMA pada Maret 2012 sebesar US$ 9,85 juta. Adapun negara asal investor antara lain Singapura, Malaysia, Australia, Italia, India, Amerika Serikat, Jerman, Korea Selatan, Filipina, Sri Langka, dan British Virgin IslandDwi Djoko Wiwoho, Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Humas Badan Pengusahaan Kawasan (BP) Batam menjelaskan, sebetulnya pemerintah telah memperbaiki sistem pelayanan agar investor tertarik. Misalnya, mengintensifkan layanan terpadu satu pintu, hingga mempercepat proses administrasi.