Fujitsu targetkan penjualan tablet PC tumbuh 40%



BALI. PT Fujitsu Indonesia yakin tren penggunaan tablet personal computer (tablet PC) atau komputer tablet di Indonesia juga bakal ikut mendongkrak penjualan tablet PC Fujitsu, Lifebook. “Tahun ini, penjualan Lifebook Fujitsu bisa tumbuh sampai 40% dibandingkan 2010,” kata Raymon Firdauzi, Country Head Platform Product Fujitsu Indonesia kepada KONTAN, pekan lalu. Sayang, Raymon enggan mengungkapkan berapa target angka penjualan Lifebook Fujitsu sampai akhir 2011. “Yang pasti, pertumbuhan penjualan tahun ini agresif,” ujarnya. Asal tahu saja, tren penggunaan tablet PC di Indonesia mulai marak sejak kehadiran Apple iPad pada 2010 lalu. Sejak kemunculan iPad, produsen komputer dan telepon seluler (ponsel) berlomba-lomba meluncurkan tablet PC seri terbaru untuk menyaingi iPad. Sebut saja, Samsung dengan produk Galaxy Tab, Research In Motion (RIM) dengan PlayBook, ZTE dengan ZTE Light. Raymon menuturkan, sebagai salah satu produsen komputer yang mengutamakan inovasi, Fujitsu menghadirkan Lifebook dengan teknologi dan fitur yang tak dimiliki produsen tablet PC lain. Dua produk tablet PC terbaru Fujitsu adalah Lifebook T580 dan TH550. Lifebook Fujitsu terbaru itu memiliki teknologi multitouch dengan empat titik. Yang pertama saat ditekan dengan satu sentuhan layar akan merespon sebagai klik satu kali. Yang kedua, layar sentuh merespon dua titik sebagai fungsi pinch-to-zoom atau scrool. Sementara saat pengguna melakukan sentuhan dengan tiga titik berbeda, layar sentuh akan merespon memaksimalkan tab Windows, atau membuka efek aero 3D pada Windows 7 untuk memilih menu. Yang terakhir, saat pengguna melakukan sentuhan dengan empat titik jari, layar sentuh bakal merespon zoom in di area tertentu yang dipilih, atau melakukan crooping Fujitsu sendiri, kata Raymon, membanderol Lifebook dua seri terbaru itu antara Rp 10 juta sampai Rp 12 juta. “Tapi, kami juga memiliki versi yang lebih murah antara Rp 6 juta-Rp 7 juta,” tukasnya. Dengan pertumbuhan penjualan hingga 40%, Raymon yakin Lifebook bisa menembus tiga besar pangsa pasar tablet PC di Indonesia. Bahkan, penjualan Lifebook ditambah produk Fujitsu lain seperti PC, notebook, dan printer bisa menyumbang 35% terhadap total pendapatan Fujitsu Indonesia tahun ini. “Sisanya 65% dari IT services,” imbuhnya. US$ 17 miliar dari komputasi awan Sementara di bisnis IT services, Fujitsu Indonesia akan mengenalkan layanan cloud computing (komputasi awan) pada bulan April mendatang. “Saat ini, kami masih melihat bagaimana respon konsumen di Indonesia terhadap layanan ini. Kami juga memantau regulasi di dalam negeri,” kata Achmad Sunuadji Sofwan, Presiden Direktur Fujitsu Indonesia. Pasalnya, mengutip data dari firma riset Gartner, sebanyak 70% perusahaan masih enggan memanfaatkan komputasi awan. “Ada banyak faktor penghambat, salah satunya yang paling sering dipermasalahkan adalah soal security,” ujar Achmad. Kendati begitu, Fujitsu Global sudah mengimplementasikan layanan komputasi awan sebagai salah satu sumber pendapatan. Sampai saat ini, bisnis komputasi awan sudah mendatangkan pendapatan sekitar US$ 14 juta bagi Fujitsu, terutama dari jasa infrastruktur sebagai layanan atau IaaS (infrastructure as a Service). Hingga 2016 mendatang, Fujitsu menargetkan pendapatan global hingga US$ 17 miliar dari seluruh bisnis komputasi awan. “Sebagian besar datang dari jasa konsultasi, integrasi, dan model-model lain komputasi awan,” terang Achmad. Tak heran, untuk menjalankan bisnis tersebut Fujitsu berani merogoh kocek US$ 1,1 miliar untuk investasi di berbagai bidang bisnis yang terkait dengan komputasi awan. Sebagian besar dialokasikan untuk data center termasuk di Tatebayashi annex dan di beberapa negara lain. Sedangkan investasi lain untuk pelatihan dan restrukturisasi bisnis. “Sampai 2012, Fujitsu akan melatih 5.000 spesialis yang akan menangani komputasi awan. Kami juga berinvestasi di pengembangan peranti lunak sebagai layanan Software as a Service dengan mitra seperti Microsoft Azure. Sekadar informasi, komputasi awan adalah sebuah paradigma di mana informasi secara permanen tersimpan di server di internet dan tersimpan secara sementara di komputer pengguna (client) termasuk di dalamnya adalah desktop, komputer tablet, notebook, handheld, sensor-sensor, monitor dan lain-lain. Contoh sederhana, Google Apps menyediakan aplikasi bisnis umum dalam jaringan yang diakses melalui suatu penjelajah web dengan perangkat lunak dan data yang tersimpan di server. Sementara di Jepang, imbuh Achmad, komputasi awan sudah dimplementasikan untuk memantau arus lalu lintas (smart traffic), info dan pengelolaan air (smart water cloud) dan pertanian (smart agriculture).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Edy Can