Full Self Driving Tesla Cybertruck Diuji di Jalur Off Road, Hasilnya Mengesankan!



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah menunggu hampir setahun sejak pengiriman pertama dimulai, Tesla akhirnya merilis fitur Full Self-Driving (FSD) untuk Cybertruck pada akhir bulan lalu.

Sekitar 30.000 pemilik Cybertruck yang telah membayar fitur ini sejak awal akhirnya bisa menikmati pengalaman berkendara otonom.

Namun, pertanyaan utama muncul: apakah FSD Tesla mampu bekerja saat Cybertruck memasuki medan off-road?

Fitur dan Kinerja FSD di Jalan Beraspal


Tesla menawarkan paket FSD dengan biaya awal US$12.000 saat pelanggan diundang untuk mengonfigurasi Foundation Series Cybertruck mereka. Paket ini juga termasuk aksesori tambahan, instalasi PowerShare, dan Supercharging gratis.

Meskipun Tesla menurunkan harga fitur ini menjadi US$8.000 pada April, FSD tetap belum siap untuk digunakan pada Cybertruck sampai akhir September.

Baca Juga: 7 Tahun Menunggu dan Bayar US$50.000, Konsumen Tak Kunjung Terima Tesla Roadster

Dalam pengujian pertama, FSD menunjukkan performa cukup baik di jalan raya.

Pengemudi seperti Electric Viking melaporkan bahwa FSD mampu mengendalikan akselerasi, pengereman, pergantian jalur, pemilihan jalur berdasarkan navigasi, hingga berbelok kiri dan kanan tanpa banyak intervensi pengemudi.

Namun, saat Cybertruck meninggalkan jalan raya dan memasuki medan off-road, kinerja FSD mulai diuji.

Pengujian FSD di Medan Off-Road

Mengutip autoevolution.com, Tim TFLoffroad menguji Cybertruck di medan yang menantang, memanfaatkan keunggulan ground clearance tinggi, suspensi udara, dan ban all-terrain yang seharusnya menjadikan kendaraan ini tangguh di jalur kasar.

Dalam kondisi normal, kamera di atas spion belakang akan memantau aktivitas pengemudi untuk memastikan perhatian tetap fokus pada jalan. Namun, di jalur off-road, sistem FSD segera menghadapi beberapa kendala.

Ketika Cybertruck memasuki medan off-road dengan kondisi jalan yang curam, berbatu, dan berkabut, FSD sering kali berhenti dan meminta pengemudi untuk mengambil alih kemudi.

Sistem otonom tampaknya tidak dapat menangani visibilitas rendah yang disebabkan oleh kabut, jalur dua arah yang sempit, dan medan yang penuh rintangan. FSD secara otomatis nonaktif, dan pengemudi harus kembali mengendalikan kendaraan.

Pemulihan dan Adaptasi FSD

Begitu kabut mereda, FSD kembali aktif, namun kali ini dengan kecepatan lebih rendah, yaitu sekitar 9 mph (14,5 kph), di medan jalan yang tidak rata.

Cybertruck mampu melaju melewati rintangan seperti ranting pohon dan batu kecil dengan cukup baik.

Untuk meningkatkan traksi, tim TFLoffroad bahkan berhenti sejenak untuk menurunkan tekanan ban.

Saat menghadapi jalur berbatu dan kondisi jalan yang tidak rata, Cybertruck tetap dapat berbelok tanpa panduan marka jalan.

FSD mengatur kecepatan sekitar 5 mph (8 kph), menciptakan pengalaman berkendara yang lebih aman bagi penumpang.

Meskipun mampu melintasi jalanan yang berbatu, Cybertruck berhenti ketika menemukan ranting yang terlalu dekat dengan jalur.

Mode Off-Road dan Mode Wade

Di bagian jalur yang lebih ekstrem, pengemudi beralih ke Mode Off-Road, yang secara otomatis mengangkat suspensi udara Cybertruck hingga 14 inci (355 mm) dari tanah.

Baca Juga: Tesla Siap Merilis Mobil Murah pada 2025, Ini Kisaran Harganya

Mereka juga mengaktifkan Mode Wade saat menghadapi jalanan yang tergenang air.

Kendaraan melaju dengan tenang tanpa hambatan di atas air dangkal, walaupun tidak sepenuhnya mendukung visi Elon Musk untuk menjadikan Cybertruck "setengah kapal."

Saat melewati jalan penuh lubang dan gundukan, layar pada Cybertruck memberikan peringatan, namun kendaraan tetap berhasil melanjutkan perjalanan.

Setelah menempuh jalur kasar dengan beberapa gangguan dan sedikit input dari pengemudi, Cybertruck akhirnya tiba di tujuan.

Editor: Handoyo .