Fulus dari Manisnya Produk Gula Aren



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Siapa sangka dari pertemuan dan obrolan dengan kawan lama, Slamet Sudijono, Pendiri dan CEO Mahorahora Bumi Nusantara, justru bisa menangkap peluang usaha yang kini ia geluti hingga kini. Yakni, produksi gula aren dengan label Mahorahora di 2020.

Dalam obrolan tersebut, ada satu rasa empati dan keinginan untuk membantu para petani pohon aren di daerah Sukabumi, Jawa Barat, yang kesulitan untuk memasarkan nira.

Terbersitlah ide dari Slamet untuk memulai usaha membuat gula aren dengan mengambil bahan baku dari nira petani aren di Sukabumi. Apalagi, saat ini, permintaan gula  aren imbas booming kedai kopi lagi kencang.


Baca Juga: Rasa Pedas Mercon Merah Putih Sampai Pasar Global

Tidak menyia-nyiakan kesempatan, Slamet langsung menemui para petani aren serta penderas nira atau pembuat nira dari pohon aren di Sukabumi.

Di sana, Slamet membeli bahan baku nira murni dan dikemas ulang di garasi rumahnya, lantas memberi label Mahorahora yang diambil dari bahasa Mori yang berarti murni. Modal Rp 2 juta pun ia keluarkan untuk memulai usaha tersebut.

Baca Juga: Merancang Fulus dari Fesyen Batik Modern

Dari membeli bahan baku gula aren sebanyak 50 kilogram, Slamet langsung mengemas ulang ke dalam beberapa ukuran.

"Awalnya dikemas dalam beragam ukuran, mulai 250 gram sampai 1 kilogram. Tak disangka, produk gula aren murni mendapat sambutan luar biasa," katanya kepada KONTAN belum lama ini.

Melihat hasil tersebut, Slamet mulai memperbanyak kapasitas produksi. Lantaran seluruh produksi gula aren berada di Sukabumi, ia mendirikan pabrik untuk produksi gula aren di Sukabumi guna lebih mendekatkan dengan para petani dan penderas nira.

Baca Juga: Permen Jahe yang Tembus Pasar Global

Sedangkan untuk menjaga kualitas gula aren yang dihasilkan, Slamet melakukan edukasi ke para petani aren dan penderas nira. Misalnya, melakukan penderasan nira di pohon aren tanpa perlu melakukan penebangan. Tujuannya adalah, untuk pelestarian lingkungan sekitar. 

"Produksi gula aren dilakukan dengan bahan baku nira yang dideres dari pohon aren, sehingga tidak perlu ada penebangan pohon. Semakin banyak kebutuhan nira, jumlah pohon aren yang dijaga kelestariannya juga meningkat," tambah dia.

Dengan cara ini, produksi gula aren  Mahorahora bisa terjaga. Saat ini, Slamet sudah bisa mempekerjakan 40 karyawan serta memberdayakan sebanyak 500 petani termasuk penderas nira di wilayah Sukabumi. 

Kini, produk gula aren Mahorahora sudah tersebar di sejumlah ritel modern. Selain itu, Slamet tengah  memperkuat penjualan melalui skema digitalisasi, termasuk menggunakan platform e-commerce.

Tujuannya, untuk bisa memperluas pasar domestik. Maklum, platform digital berkontribusi 15% dari total pendapatan Mahorahora. 

Dengan upaya tersebut, Slamet bisa meningkatkan derajat petani aren sekaligus melambungkan omzet Mahorahora.

Selanjutnya: 8 Teh Pembakar Lemak dan Penurun Berat Badan Alami yang Efektif

Menarik Dibaca: Promo HokBen Fried Chicken Desember, Makan Hemat Ramean Mulai Rp 33.000-an/Orang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

TAG: