Kondisi jalanan yang macet menjadikan sepeda motor sebagai moda transportasi favorit banyak orang. Tak heran, peningkatan populasi sepeda motor sangat signifikan dari tahun ke tahun. Ini mendatangkan berkah tersendiri bagi pemilik usaha yang berkaitan dengan sepeda motor. Salah satunya ialah usaha toko yang khusus menyediakan ban sepeda motor. Dulu, pilihan ban sepeda motor tidak sebanyak sekarang. Cara mendapatkannya pun hanya di bengkel umum yang biasanya menyediakan ban standar, bawaan pabrik sepeda motor. Padahal, permintaan ban dengan berbagai variasi ukuran dan alur cukup banyak. Makanya, beberapa tahun terakhir muncul toko khusus ban dengan koleksi yang lengkap. Pengguna sepeda motor bisa mencari ban yang sesuai dengan kendaraannya di toko ini. Selain gratis biaya pemasangan, toko-toko khusus ban juga memberi layanan tambahan, seperti gratis isi nitrogen.
Salah satu toko yang paling gencar berekspansi ialah Planet Ban. Toko milik PT Surganya Motor Indonesia ini sudah berdiri sejak 2010. Sebelumnya perusahaan itu bergerak dalam usaha ritel Surganya Biker di Depok, Jawa Barat. Supermarket itu menjual berbagai perlengkapan sepeda motor dan pengendaranya, mulai helm, pelek, suspensi, oli, hingga ban. Dalam perjalanannya, PT SMI beralih ke lini bisnis baru. Bagus Adrian, Marcomm Manager PT SMI, mengatakan, dari pengalaman yang ada, ban sepeda motor jadi produk yang sangat diminati masyarakat. Lantas pada 2011, PT SMI membuka toko Planet Ban di Kalimalang dan Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Lantaran melihat prospek yang lebih menguntungkan dari Planet Ban, PT SMI pun menutup gerai Surganya Biker. Perusahaan ini bisa dibilang gencar berekspansi. Pasalnya, hingga kini, PT SMI sudah memiliki 175 gerai Planet Ban. Kalau dulu hanya merambah kawasan Jabodetabek, kini Planet Ban sudah menjangkau hingga berbagai pelosok mulai Jawa Barat hingga Bali. Bagus menuturkan, frekuensi penggantian ban memang tak terlalu sering. Untuk ban depan sepeda motor, biasanya baru diganti setelah 1,5 tahun. Adapun ban belakang lebih cepat, yakni kurang dari setahun. Akan tetapi, jumlah sepeda motor yang bertambah dari hari ke hari membuat permintaan akan ban seakan tak pernah berhenti. “Permintaan ban di Planet Ban selalu bertambah, per tahun bisa mencapai 20%,” tandas dia. Angka tersebut bisa lebih tinggi karena itu gerai Planet Ban bertambah setiap tahun. Peluang ini juga ditangkap oleh Pradiptyo Ariawan dan Andreas Aldrin, pemilik Rumah Ban Motor di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Pradiptyo, yang kerap dipanggil Ario, bilang, permintaan ban di tokonya naik berkisar 40%–60% per tahun. Ario memulai usaha ini berawal dari pengalaman buruknya di salah satu toko. “Karena toko yang khusus jual ban waktu itu masih sangat sedikit jadi pelayanan yang diberikan kurang maksimal, jadi saya tidak puas,” katanya. Dus, Ario membuka Rumah Ban Motor pada 2011. Pria berusia 38 tahun ini bilang, respon masyarakat terhadap usahanya cukup bagus. Makanya, tak sampai setahun ia sudah balik modal. Rumah Ban menyediakan berbagai varian dan ukuran ban, untuk sepeda motor bebek, otomatis, hingga sepeda motor sport dan sepeda motor gede. Ario membanderol koleksi bannya di kisaran harga Rp 270.000 hingga Rp 7 juta per pasang. Dalam sehari, Ario bisa menjual 25 hingga 30 ban motor. Ia mengaku bisa mengantongi omzet Rp 350 juta saban bulan dengan laba bersih mencapai 25%. “Pasar untuk bisnis ini sangat luas karena varian sepeda motor semakin banyak, bukan hanya sepeda motor bebek tapi juga sepeda motor besar. Makanya, kami mengkhususkan usaha untuk penjualan ban karena kebutuhannya sangat besar,” ujar dia. Sementara itu, Bagus mengatakan tiap gerai Planet Ban bisa meraup omzet Rp 4 juta hingga Rp 25 juta per hari. Rentangnya cukup tinggi karena pemasukan di gerai bergantung pada luas gerai. Semakin luas gerainya, maka stok ban pun lebih lengkap dan penjualan semakin banyak. Stok dan alat lengkap Dari sisi persaingan, usaha penjualan ban memang sudah mulai kompetitif, terutama di Jabodetabek. Akan tetapi, lantaran permintaan ban sepeda motor yang begitu banyak, baik Ario maupun Bagus berujar, peluang usahanya pun masih terbuka lebar. Tertarik? Jika ingin menggeluti usaha ini, pastikan stok ban aman. Jadi sedari awal, kerjasama dengan produsen maupun distributor ban sepeda motor harus jelas. Ario mengatakan, pemilik toko khusus ban harus pintar-pintar bernegosiasi dengan produser atau produsen ban. Jadi, pengusaha pun bisa mendapatkan harga yang bersaing. Pasalnya, kustomer datang dengan kebutuhan ban yang berbeda-beda. “Kalau stok ban di toko lengkap, maka
customer puas karena tak harus menunggu pasokan ada dulu baru kami layani,” kata Ario. Sejauh ini, Ario menyediakan 14 merek ban sepeda motor dengan berbagai ukuran di tokonya. Ada lima merek impor di antaranya. Apabila stok sudah aman, hal berikutnya yang harus diperhatikan ialah pemilihan lokasi gerai. Pertimbangan utama dalam memilih lokasi ialah lalu lintas sepeda motor yang ramai atau padat. Dus, kebanyakan toko khusus ban dibuka di pinggir jalan yang sering dilalui sepeda motor. Selanjutnya, yang tak boleh dilewatkan ialah menyiapkan perlengkapan toko. Ada beberapa alat yang harus dimiliki antara lain t
ire changer yakni mesin untuk membuka dan memasang ban, serta kompresor untuk memompa ban sepeda motor. Ario mengatakan, mesin ini sudah diproduksi di dalam negeri, tapi bisa juga diimpor dari China atau Jerman. “Kami beli produk dari China dengan harga belasan juta rupiah,” ujar Ario. Sebenarnya, ketika merintis Rumah Ban Motor, Ario belum menggunakan mesin untuk bongkar pasang ban. Saat itu, dibantu tiga orang karyawan, Ario memasang ban secara manual alias dengan tenaga manusia. Namun seiring naiknya permintaan ban, ia pun membeli mesin
tire changer. “Kalau sekarang tak mungkin lagi menggunakan cara manual karena
customer sudah banyak. Selain itu, ban yang mau dipasang tidak hanya ukuran kecil tapi yang ukuran besar untuk moge,” tandasnya. Ario merogoh kocek cukup dalam untuk merintis usaha ini, yakni sekitar Rp 100 juta. Modal itu digunakan untuk membeli stok ban serta menyewa ruko kecil di Lebak Bulus. Beberapa bulan belakangan, ia memindahkan usahanya, masih di lokasi yang sama dengan tempat yang cukup luas. Bagus menambahkan, untuk membuka satu gerai Planet Ban memakan waktu sekitar dua bulan. Setelah mendapatkan lokasi strategis, timnya melakukan renovasi tempat. Lalu gerai diisi dengan berbagai perlengkapan untuk memasang ban serta stok ban. Makanya, toko ini butuh rak khusus dari besi untuk memajang ban-ban sepeda motor. Dengan adanya rak,
customer akan lebih mudah memilih ban yang dibutuhkan. Planet Ban juga membuka plastik pembungkus ban untuk menunjukkan motif alur ban serta menempelkan
price tag sehingga
customer tahu persis kualitas ban karena mereka bisa melihat dan menyentuhnya. “Kalau di bengkel umum atau toko tradisional, ban itu ditumpuk dan masih dibungkus jadi
customer seperti membeli kucing dalam karung,” ujar Bagus. Product knowledge Ario menuturkan, tidak semua pengguna sepeda motor mengetahui ban seperti apa yang cocok untuk motornya. Bahkan, kata Ario, sekitar 75% pemilik sepeda motor belum memahami jenis ban yang dibutuhkan atau cocok untuk sepeda motornya. Untuk itu, karyawan toko harus memiliki pemahaman yang lengkap mengenai ban sepeda motor. Dengan demikian,
customer tidak disesatkan ketika membeli ban. “Kami harus siap menjelaskan berbagai informasi soal ban jika
customer yang datang benar-benar
blank tentang ban,” ucap dia. Ario berucap, Rumah Ban tidak melakukan strategi pemasaran yang khusus. Ia hanya memberi informasi mengenai tokonya melalui situs media sosial. Hingga kini, Ario masih bergantung pada promosi dari mulut ke mulut. Sementara itu, Bagus mengatakan bahwa ekspansi merupakan salah satu strategi pemasaran yang cukup ampuh untuk Planet Ban. Semakin banyak gerai Planet Ban,
awareness akan toko ini pun semakin kuat. Planet Ban membedakan target pasarnya jadi dua segmen, yaitu pengguna sepeda motor reguler dan pehobi sepeda motor. Bagus bilang, sekitar 80%
customer Planet Ban merupakan segmen yang pertama. “Kami memang mengincar pengguna sepeda motor reguler sehingga kebanyakan promosi kami ditujukan bagi mereka tapi dengan tujuan, sebenarnya, menarik pehobi sepeda motor juga,” kata Bagus. Untuk mengedukasi pengguna sepeda motor reguler, Planet Ban mengadakan
training bagi calon karyawan. Pelatihan berlangsung selama sebulan. Karyawan dituntut untuk memahami ban sepeda motor, serta terampil mengganti ban sepeda motor. Layanan tambahan jaring konsumen Kehadiran toko yang khusus menjual ban memang bukan hal yang baru dalam setahun terakhir ini. Toko-toko ban terlihat banyak bermunculan. Karena itu, ada baiknya, mereka yang berniat merambah usaha ini bisa menonjolkan kelebihan tokonya. Berbagai layanan tambahan bisa jadi daya tarik tersendiri bagi
customer.
Salah satu layanan plus yang diberikan Planet Ban dan Rumah Ban ialah memberikan fasilitas mengisi ban dengan nitrogen secara gratis. Bagus Adrian, Marcomm Manager PT Surganya Motor Indonesia, mengatakan setiap
customer yang pernah membeli ban di Planet Ban digratiskan untuk mengisi nitrogen di semua gerainya. “
Customer yang pernah beli ban akan kami beri
member card dan setelahnya mereka bisa isi nitrogen untuk bannya di semua gerai Planet Ban kapan pun mereka butuhkan,” ujar Bagus. Layanan tambahan ini, menurut Bagus, membuat
customer selalu kembali mendatangi toko walaupun tidak membutuhkan ban baru. Dengan demikian ada keterikatan secara tidak langsung dengan Planet Ban. Di samping itu, mereka biasanya mengajak kenalannya untuk juga membeli ban di Planet Ban. Selain isi nitrogen gratis, Rumah Ban milik Pradiptyo Ariawan dan Andreas Aldrin punya layanan tambahan yakni alat untuk
pressing velg dan
balancing ban sepeda motor. Namun, untuk kedua layanan ini dikenai biaya tambahan pula. “Selain produk ban yang lengkap, layanan yang kami berikan pun lengkap; jadi segala sesuatu yang menyangkut ban sepeda motor, tersedia di Rumah Ban,” kata Pradiptyo. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tri Adi