Fundamental Bank Bukopin (BBKP) membaik setelah Kookmin masuk



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masuknya KB Kookmin Bank Co. Ltd ke PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) memberikan dampak positif untuk bank tersebut. Ini tercermin dari rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR), dana pihak ketiga (DPK), memperkokoh kemitraan dengan perbankan nasional dan multinasional, memperluas segmen pasar terbaru, peringkat rating utang yang meningkat, memperoleh dana dari bisnis baru senilai Rp 920 miliar, hingga menambah likuiditas.

Direktur Utama Bank Bukopin Rivan A. Purwantono mengatakan, BBKP berhasil meningkatkan CAR menjadi 16,24% pada September 2020 setelah Kookmin Bank masuk. Padahal, dari sebelum aksi korporasi tersebut, CAR BBKP hanya 12,07% per Mei 2020.

Sementara itu, DPK Bank Bukopin juga tumbuh positif dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Selain mendapat bantuan likuiditas secara langsung, BBKP juga dapat menormalisasi layanan dan menjalin kembali kerjasama pasar uang  dan credit line dengan bank besar di Indonesia, terutama Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) 4 dan BUKU 3.


Baca Juga: Bank Bukopin siap suntik modal Bukopin Syariah Rp 300 miliar

“Kepercayaan investor dan nasabah terhadap aksi korporasi Kookmin Bank menjadi pemegang saham pengendali kian menguat. Ini tecermin dari langkah sejumlah lembaga pemeringkat seperti Pefindo yang mengerek peringkat kami,” terang Rivan dalam keterangan resmi yag diterima Kontan.co.id, Selasa (17/11).

Seperti diketahui, Pefindo sebelumnya menaikkan peringkat Bukopin dari 'idA-', menjadi 'idAA' dengan prospek stabil. Fitch Ratings pun memberikan peringkat idAAA dari idAA. Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia menetapkan peringkat utang Bank Bukopin di Peringkat Nasional Jangka Panjang Bukopin dan ditetapkan pada Rating Watch Positif sehingga peringkat tersebut masuk dalam kategori Investment Grade.

Masuknya Kookmin Bank juga telah memberikan pasar baru untuk Bank Bukopin lantaran meningkatkan DPK dari jaringan pebisnis dan perusahaan Korea Selatan di Indonesia dengan memobilisasi Korean Link Business/Korean Desk pasca akuisisi tersebut. 

“Hingga Oktober 2020, total dana masuk dari new business atau bisnis baru ini telah mencapai lebih dari Rp 920 miliar,” imbuh Rivan.

Ke depan, Bank Bukopin senantiasa mengedepankan prinsip kehati-hatian (prudent), terutama di masa pandemi Covid-19 yang berdampak negatif terhadap seluruh sektor bisnis, termasuk industri perbankan. 

Baca Juga: Berkat Kookmin, segmen pasar Bank Bukopin makin variatif

Untuk itu, Rivan menggarisbawahi saat ini industri perbankan terpengaruh oleh pertumbuhan ekonomi nasional yang kontraksi lantaran terdampak pandemi Covid-19.

“Terbatasnya permintaan domestik berdampak terhadap menurunnya repayment capacity debitur yang berpotensi untuk meningkatkan non performing loan (NPL). Sebagai upaya Bank Bukopin untuk mengantisipasi risiko kredit di masa depan dan menjaga rasio NPL nett di bawah 5%, maka Bank Bukopin telah membukukan tambahan beban Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) yang cukup untuk menjaga rasio NPL di bawah 5%,” pungas Rivan. 

Selanjutnya: Bank bermodal cekak kebut penambahan modal menjelang tutup tahun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari