KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fundamental PT Kalbe Farma (
KLBF) stabil untuk menjaga volatilitas harga saham tidak terlalu tinggi. Di luar sentimen vaksin, analis memproyeksikan kinerja keuangan KLBF tetap solid. Michael Wilson Setjoadi, Analis RHB Sekuritas menilai ketahanan bisnis KLBF kokoh. Bahkan, KLBF banyak dikoleksi investor karena termasuk saham defensif. "Katalis positif utama bukan dari fundamental perusahaan yang memiliki pertumbuhan kinerja fantastis, aksi korporasi atau sentimen vaksin, melainkan karena kinerja dan permintaan obat-obatan yang defensif," kata Michael, Senin (25/1). Bisnis KLBF yang menjual produk kebutuhan pokok yang defensif akhirnya tidak akan terpengaruh meski PPKM masih berlanjut.
Hingga kuartal ketiga 2020, Kalbe Farma membukukan pendapatan Rp 17,09 triliun, naik 1,6% secara tahunan. KLBF juga mampu menjaga kenaikan beban operasi sehingga dapat mencetak margin laba usaha 15,4%. Angka tersebut lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu di 14,8%. Sejalan dengan naiknya margin keuntungan, laba bersih KLBF juga tumbuh 5,8% secara tahunan menjadi Rp 2,3 triliun.
Baca Juga: Waspada koreksi IHSG, January Effect hampir berakhir KLBF juga berhasil bukukan penjualan obat resep sebesar Rp 1,2 triliun di kuartal ketiga 2020, naik 3,3% secara kuartalan. Margin laba kotor segmen obat resep juga naik ke level 58,2% dari 55,9% di kuartal kedua 2020. Kompak, penjualan segmen nutrisi juga membukukan pendapatan solid dengan kenaikan 1,5% secara tahunan ke Rp 1,72 triliun. Tingkat margin laba kotor segmen ini sebesar 55,3% naik dari 54,7% dari kuartal kedua 2020. Anissa Septiwijaya, analis Reliance Sekuritas Indonesia mengungkapkan, peningkatan margin disebabkan oleh kenaikan harga di beberapa produk. Sementara, biaya bahan baku lebih rendah. Sementara, Anissa memproyeksikan kontribusi penjualan vaksin tidak meningkatkan kinerja pendapatan secara signifikan. "Namun, kami yakin sentimen vaksin bisa menjadi sentimen positif bagi perseroan ke depannya," kata Anissa dalam riset.
Baca Juga: Respons Kalbe Farma (KLBF) soal sengitnya persaingan di industri jamu dan herbal Kompak, Michael juga mengatakan kontribusi vaksin ke pendapatan tidak signifikan karena margin dari penjualan vaksin tipis. "Pemerintah ingin vaksin gratis, KLBF akan dapat subsidi dari pemerintah jadi margin tidak bisa tebal, sehingga kenaikan harga saham karena sentimen vaksin tidak menggambarkan riil fundamental KLBF," kata Michael. Namun, Michael masih merekomendasikan KLBF karena termasuk saham defensif dan memiliki kapitalisasi yang terbesar dari kompetitornya.
Anisa juga optimistis kinerja KLBF bisa stabil dengan margin keuntungan yang diproyeksikan tetap stabil. Nilai tukar yang saat ini cenderung stabil turut mendukung kinerja KLBF. Anissa merekomendasikan
overweight di target harga Rp 1.805 per saham. Sementara, Michael merekomendasikan beli di target harga Rp 1.700 per saham. Senin (25/1), harga saham KLBF turun 0,62% ke Rp 1.605 per saham.
Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) menanti skema kerja sama distribusi vaksin Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati