JAKARTA. Pasca Federal Open Market Committe (FOMC) memutuskan untuk menaikkan suku bunganya pada bulan ini, Bank Indonesia (BI) mengaku akan kembali mengkaji kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) di tahun depan. BI mengaku akan menjaga keseimbangan stabilitas makro ekonomi dan pemulihan ekonomi ke depan. Dalam rapat dewan gubernur (RDG) bulan ini, BI kembali memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day reverse repo rate di level 4,75%. BI juga memutuskan mempertahankan deposit facility di level 4% dan lending facility di level 5,5%. Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung mengatakan, pihaknya memandang bahwa pelonggaran kebijakan ekonomi moneter yang telah dilakukan melalui penurunan suku bunga acuan dan giro wajib minimum (GWM) masing-masing sebesar 150 basis poin (bps) serta kebijakan fiskal serta reformasi struktural yang dilakukan pemerintah masih perlu diperkuat efektivitasnya.
Fundamental kuat, alasan BI pertahankan bunga
JAKARTA. Pasca Federal Open Market Committe (FOMC) memutuskan untuk menaikkan suku bunganya pada bulan ini, Bank Indonesia (BI) mengaku akan kembali mengkaji kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) di tahun depan. BI mengaku akan menjaga keseimbangan stabilitas makro ekonomi dan pemulihan ekonomi ke depan. Dalam rapat dewan gubernur (RDG) bulan ini, BI kembali memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day reverse repo rate di level 4,75%. BI juga memutuskan mempertahankan deposit facility di level 4% dan lending facility di level 5,5%. Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung mengatakan, pihaknya memandang bahwa pelonggaran kebijakan ekonomi moneter yang telah dilakukan melalui penurunan suku bunga acuan dan giro wajib minimum (GWM) masing-masing sebesar 150 basis poin (bps) serta kebijakan fiskal serta reformasi struktural yang dilakukan pemerintah masih perlu diperkuat efektivitasnya.