Fundamental membaik, BI rate tak perlu lagi naik



JAKARTA. Bank Indonesia (BI) masih bertahan dengan kebijakan moneter ketat. Kebijakan ini ditempuh sebagai landasan untuk menurunkan inflasi dan antisipasi kenaikan suku bunga Amerika. Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menilai, kebijakan moneter BI hingga tahun depan memang masih ketat. Menurunkan inflasi ke level sasaran dan antisipasi kenaikan suku bunga Amerika. Menurut David, meskipun suku bunga Amerika naik, BI masih bisa mempertahankan suku bunga pada level 7,75%. Sinyal reformasi struktural telah dijalankan pemerintah. "Kalau fundamental ekonomi baik, mengapa harus dinaikkan (lagi)," ujarnya di Jakarta, Kamis (11/12). Untuk rupiah, dirinya menilai mata uang garuda akan tertekan karena perbaikan ekonomi Amerika. Pemicunya lebih dikarenakan efek global. Hingga akhir tahun rupiah masih akan berada pada level Rp 12.300 dan tahun depan pun masih berada pada level Rp 12.000.

Di sisi lain, Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih berpendapat, paling tidak hingga triwulan I 2015 BI masih akan mempertahankan suku bunga pada level 7,75%. Pertahanan suku bunga dibutuhkan sambil menunggu sinyal kenaikan dari The Fed. Apabila sudah ada sinyal pasti tentang kenaikan, Lana perkirakan BI rate berpotensi untuk naik maksimum 50 bps. "Belum ada peluang BI rate diturunkan tahun depan," terang Lana. Maka dari itu, agar ekonomi tidak anjlok tahun depan, pemerintah yang harus turun tangan. Realokasi anggaran subsidi harus dialokasikan untuk infrastruktur. Infrastruktur jadi tulang punggung peningkatan ekonomi tahun depan yang menurut dirinya akan berada pada kisaran 5,3%-5,6%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan