Fundamental negatif akan tahan laju harga minyak



JAKARTA. Kenaikan harga minyak WTI yang cukup signifikan dinilai analis tidak mengubah keadaan fundamental minyak yang lemah.

Mengutip Bloomberg, Jumat (22/4) harga minyak WTI kontrak pengiriman Juni 2016 di New York Merchantile Exchange terbang 1,27% ke level US$ 43,73 per barel dibanding hari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir harga pun sudah melambung 4,84%.

Deddy Yusuf Siregar, Research and Analyst PT Asia Tradepoint Futures melihat saat ini harga minyak bergulir dalam spekulasi tanpa kepastian. Efeknya harga berada dalam fase volatilitas yang tinggi. Akibat bayang-bayang negatif terus mengintai. Sehingga kenaikan yang terjadi diprediksi sulit bertahan untuk waktu yang panjang.


Laporan produksi minyak Irak yang saat ini menyentuh level kisaran 4,7 juta – 4,8 juta barel per hari. Dengan laporan ekspor yang menyentuh 3,9 juta barel per hari. Diprediksi level ini masih akan terus bertahan hingga Mei 2016.

Tidak hanya Irak, tapi juga Kuwait. Pada awal pekan lalu terjadi aksi demo pekerja tambang minyak di Kuwait yang menyebabkan produksi tertahan. Namun Kamis (21/4) pasca aktivitas tambang beroperasi normal, produksi menyentuh level 2,9 juta barel per hari. Ini mendekati level tertingginya yakni 3 juta barel per hari.

“Oversupply masih jadi isu dan keadaan tidak akan banyak berubah hingga setidaknya pertengahan tahun di mana berlangsung pertemuan OPEC,” kata Deddy. Hal ini sejalan dengan laporan EIA bahwa sepanjang kuartal satu 2016 terjadi kelebihan pasokan daripada permintaan sebesar 1,5 juta barel per hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan