Fundamental solid, volatilitas rupiah hanya sementara



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Volatilitas rupiah pada pekan ini terpapar sentimen dari Amerika Serikat. Namun, kondisi ini diperkirakan hanya sementara waktu, sebab perekonomian Indonesia masih terjaga.

Mengutip Bloomberg, Kamis (8/2), nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,37% ke level Rp 13.605 per dollar AS.

Analis Valbury Asia Futures Lukman Leong mengatakan, jangka pendek, rupiah sedang tertekan oleh volatilitas kenaikan yield obligasi Amerika Serikat tenor 10 tahun. Kenaikan tingkat yield ini mengindikasikan kenaikan suku bunga The Federal Reserves sudah dekat, sehingga mendongkrak indeks dollar kembali ke level 90-an.


Namun, bukan berarti rupiah akan tertekan dalam jangka yang panjang. "Volatilitas hanya sedang tinggi, kalau pemerintah bisa konsisten naikkan pertumbuhan ekonomi, maka itu yang paling berpotensi menahan pelemahan rupiah," kata Lukman, hari ini.

Fundamental perekonomian negara sejatinya masih baik. Walaupun rilis data domestik masih relatif minim, namun kebijakan ekonomi yang ketat mengendalikan suku bunga dan tingkat inflasi, seharusnya mampu menyokong rupiah. "Inflasi diharapkan stabil, jangan naik ataupun turun lagi, begitu juga dengan BI rate," papar Lukman.

Apalagi, IMF menargetkan outlook pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini bisa mencapai 6,5%. Ekonom Bank Permata Josua Pardede melihat, assessment ini menunjukkan kondisi finansial Indonesia sedang bagus. "Maka apabila bauran fiskal dan moneternya terkoordinasi, bisa mendorong momentum pertumbuhan sampai target tersebut," katanya.

Dalam jangka pendek, Lukman memperkirakan rupiah bergerak volatil hingga kepanikan pasar saham berakhir. Prediksinya, sebulan ini, rupiah akan bergerak di rentang Rp 13.350-Rp 13.600 per dollar AS.

Sementara, Josua memproyeksi, kurs rupiah dalam jangka pendek akan pulih ke rentang Rp 13.500-Rp 13.600 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini