JAKARTA. Pembenahan bisnis gadai emas yang dilakukan Bank Indonesia (BI) memang memukul beberapa bank syariah yang lebih dulu berkecimpung di bisnis ini. Mereka sulit ekspansif, karena outstanding gadai emas sudah menyentuh plafon yakni 20% dari total pembiayaan. Bagi pendatang baru, pengetatan itu justru mendatangkan berkah. Bisnis mereka tumbuh pesat. CIMB Niaga Syariah dan Danamon Syariah termasuk yang menikmati keadaan ini. CIMB Niaga Syariah menyalurkan qardh gadai emas sebesar Rp 74 miliar per Juni 2012, melejit 335% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. "Pertumbuhan terutama ditopang ekspansi jaringan dari 14 kantor di semester pertama 2011 lalu menjadi 69 kantor," ujar Saefudin Noor, Head of Sharia Banking CIMB Niaga. Faktor lain, sambung Saefudin, CIMB Niaga terhitung baru mencicipi bisnis ini, yakni sejak pertengahan 2011. Itu pun sempat terhenti sementara lantaran bank sentral merancang ulang standard operating procedure (SOP) sebelum bergulir kembali pada Februari 2012. Tak heran pencapaian semester pertama tahun ini terlihat signifikan.
Saefudin menambahkan, pihaknya bakal meningkatkan pembiayaan gadai emas lantaran potensinya menjanjikan. Salah satu caranya, memanfaatkan jaringan pemasaran mikro laju, unit mikro, dan kantor cabang syariah. Gadai emas Danamon Syariah juga berkilau. Hingga akhir Juni 2012, bank syariah ini menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 90 miliar. "Kenaikannya jauh berlipat ketimbang semester I-2011. Sepanjang tahun lalu hanya mencapai Rp 40 miliar," imbuh Budi Utomo, Kepala Solusi Emas Unit Usaha Syariah Danamon.