JAKARTA. Kenaikan harga emas di pasar internasional membuat Perum Pegadaian lebih sibuk. Lonjakan harga logam mulia tersebut turut mengerek permintaan gadai emas di Pegadaian. Pertumbuhan permintaannya mencapai 20% per hari. General Manager Bisnis Inti Perum Pegadaian Budiono mengaku, sudah merasakan euforia peningkatan gadai emas sejak pertengahan 2010. "Hal ini tercermin dari banyaknya orang yang menggadaikan emas ketimbang menebus emas," ujar Budiono, kepada KONTAN, (7/10). Alhasil, Pegadaian harus menyesuaikan harga gadai emas. Dalam satu bulan terakhir, besaran penyesuaian mencapai sebesar 8%. Sebelumnya, Pegadaian mematok harga gadai emas sebesar Rp 370.000 per ons troi. "Jika dari awal tahun, besaran penyesuaian sudah sebesar 29,55%," lanjut Budiono.
Kemarin (7/10), di Divisi Comex New York AS, harga logam mulia ertengger di level US$ 1.361,5 per ons troi. Harga itu naik dari bulan lalu yang mencapai level tertinggi di US$ 1.276,85 per ons troi. Sampai September lalu, omzet gadai emas konvensional Pegadaian tercatat sebesar Rp 42 triliun. Jakarta masih mendominasi sebagai daerah dengan permintaan gadai emas terbanyak. Kemudian menyusul Surabaya, Denpasar, Makassar dan Manado. Hampir 99% permintaan gadai emas adalah gadai perhiasan. "Biasanya uang gadai ini dipergunakan sebagai modal kerja.," tutur Budiono.Namun bisnis syariah milik Perum Pegadaian kurang begitu beruntung. "Belum ada lonjakan permintaan gadai syariah dan produk andalan kami, yang bernama Mulia," ujar General Manager Pegadaian Syariah Suhardjo.