Gadai Emas untuk Pendanaan Sektor Usaha Ultra Mikro, Ini Caranya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor usaha ultra mikro yang notabene merupakan salah satu penopang perekonomian nasional bisa meraih pendanaan untuk mengembangkan usahanya melalui gadai emas.

Plt Kepala Departemen Corporate Communications PT Pegadaian Riana Rifani menjelaskan, pihaknya mempunyai produk bernama Gadai Emas untuk layanan pembiayaan ultra mikro (UMi).

“Untuk bisa mengaksesnya masyarakat bisa langsung datang ke outlet Pegadaian atau melalui Co-location SenyuM (Sentra Layanan Ultra Mikro) yang dimiliki oleh tiga entitas Holding Ultra Mikro yakni Bank BRI, Pegadaian, dan PNM,” ujar Riana kepada Kontan, Senin (30/10).


Adapun syarat untuk pengajuan Gadai Emas, masyarakat cukup menyiapkan fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP), menyerahkan barang jaminan berupa emas, dan nasabah menandatangani Surat Bukti Gadai (SBG).

Biaya gadai yang diangsur per bulan dan tenornya adalah 1% - 1,2% per 15 hari dengan jangka waktu 1 hari – 120 hari.

“Pinjaman bisa diakses mulai dari Rp 50.000 sampai dengan Rp 50.000.000.- atau lebih, untuk UMi. Tergantung dari taksiran barang yang dijaminkan,” kata Riana.

Adapun, gadai emas tersedia di lebih dari 4.000 outlet Pegadaian dan Aplikasi Pegadaian Digital. Nasabah menerima pinjaman dalam bentuk tunai atau transfer ke rekening bank.

Sebagai informasi, pada kuartal III tahun 2023, Pegadaian berhasil membukukan pertumbuhan aset sebesar 16,33% menjadi Rp 80,7 triliun dari periode sama tahun 2022 sebesar Rp 69,4 triliun.

Kenaikan aset tersebut sejalan dengan outstanding loan (OSL) gross Pegadaian yang tumbuh 17,28% secara tahunan menjadi Rp 65,6 triliun dari Rp 55,9 triliun pada periode sama tahun 2022.

Outstanding loan menjadi salah satu komponen penyumbang terbesar agar aset Pegadaian tumbuh. 

Sementara itu, laba bersih Pegadaian meningkat 35,52% secara year on year (yoy) Rp 2,4 triliun menjadi Rp 3,2 triliun. Pegadaian menyebut, pertumbuhan kinerja didorong dari peningkatan jumlah nasabah Pegadaian sebesar 10,88% dari 21,2 juta nasabah di September 2022 menjadi 23,5 juta nasabah di September 2023. 

Efeknya, penyaluran pinjaman (omzet) pembiayaan tumbuh 14,81% dari Rp 130,6 triliun naik menjadi Rp 150,0 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ridwal Prima Gozal