Gaet pelanggan lewat spesialisasi jahitan (2)



Jenis pakaian yang banyak dipesan umumnya adalah pakaian-pakaian seperti kemeja, rok, celana, berbagai jenis kaos baik untuk orang dewasa maupun anak-anak. Namun para penjahit di Kampung Unggulan Pucangan, Surabaya biasanya punya spesialisasi masing-masing. Misalnya, spesialisasi jahit kaos, pakaian anak, jas, celana dan seterusnya.Contohnya Sutrisno yang punya keahlian membuat jas. Maka, banyak pemesan jas di  Pucangan datang ke kios Sutrisno. Sebenarnya ada penjahit jas lain juga. Namun tidak semahir Sutrisno. "Saya memang sudah puluhan tahun jahit jas, jadi sudah pengalaman," tuturnya.Namun, pemilik Citta Tailor ini juga menjahit jenis pakaian lain karena memang menguasainya. Ia mematok ongkos Rp 75.000 untuk menjahit satu potong baju, celana atau rok. Sementara untuk satu stel pakaian ongkos jahit dibanderol Rp 125.000. Tarif menjahit jas dan safari lebih mahal lagi. Sutrisno bilang, tarif menjahit satu potong jas mencapai 10 kali lipat dari biaya jahit celana. Sedangkan, biaya untuk safari mencapai lima kali lipat dari harga jahit celana. Artinya, untuk menjahit satu potong jas, pelanggan harus merogoh kocek sekitar Rp 750.000. Sementara, untuk safari biayanya sekitar Rp 375.000. "Kalau untuk jas dan safari, kain puring berasal dari saya, hanya bahan dari pelanggan," kata Sutrisno. "Ketentuan mengenai ongkos jahit ini sudah diberlakukan di daerah sini sejak tahun 1980-an," bebernya.Pelanggan Sutrisno sendiri, umumnya pelanggan lama, diantaranya dari Surabaya dan maupun kota lain di sekitarnya seperti Sidoarjo.  Bahkan, ia mengaku, punya pelanggan yang kini pindah domisili di Jerman, namun, pelanggan tersebut tetap menggunakan jasanya.Beda lagi dengan Siti Ndun. Pemilik usaha Big Collection ini punya spesialisasi, karena mahir menjahit baju anak dan batik wanita. Tarif  menjahit pakaian anak berkisar Rp 20.000 hingga Rp 50.000 per potong. Sementara untuk batik wanita mulai dari Rp 40.000 hingga 80.000 per potong, tergantung tingkat kesulitan model yang dipesan konsumen.Demi menjaga kepuasan pelanggan, Siti mengaku harus kreatif dan berupaya mengikuti model yang sedang menjadi tren. Ia bercerita, terkadang model yang diinginkan pemesan tidak terlalu dikuasai, namun itu bukan masalah. "Untuk yang seperti ini, saya biasa coba berkali-kali. Sisi positifnya, saya jadi punya tambahan model baru, dan tak kehilangan pelanggan," beber Siti.Sementara, Budiarti Setiarini alias Rini ahli dalam menjahit kebaya dan baju adat berbagai daerah. Ia mematok biaya mulai dari Rp 50.000 hingga ratusan ribu rupiah. "Yang termurah kalau modelnya standar," ujarnya.Rini bilang, ia mencari ide model kebaya terbaru dari internet. Dengan begitu, ia bisa mengaplikasikan model itu dalam model kebaya yang dijahitnya. Tak heran pelanggan sampai ke luar Surabaya, seperti Jakarta, Batam, dan Riau. (Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dupla Kartini