Gagal kantongi PMN, RNI menunda rencana ekspansi



JAKARTA. Penyertaan Modal Negara (PMN) yang semula akan diberikan kepada PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) sebesar Rp 289 miliar dipastikan batal setelah ditolak oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Kondisi ini diprediksi akan memundurkan rencana pembangunan empat pabrik penggilingan beras tahun ini.

Padahal, rencananya, dana tersebut akan dipakai RNI membangun empat pabrik penggilingan beras bertahap mulai tahun ini di Subang, Malang, Indramayu, dan Baturaja dan ditargetkan selesai du 2017. Belanja modal untuk pembangunan pabrik diperkirakan mencapai Rp 350 miliar dengan total kapasitas produksi empat pabrik sebesar 550.000 ton per tahun.

Dwi Usmanto, Sekretaris Perusahaan RNI mengaku akan terus mengupayakan pembangunan pabrik penggilingan beras meskipun pengajuan dana PMN ditolak. Perusahaan pelat merah ini akan menempuh cara pinjaman dana dari perbankan untuk mengganti dana PMN ini


Kementerian BUMN telah menghitung, kebutuhan dana investasi bagi RNI dalam lima tahun yakni antara 2015-2019 mencapai Rp 2,12 triliun. Dana tersebut bisa diperoleh dari tiga sumber pendanaan, yakni dana internal Rp 200 miliar, pinjaman Rp 750 miliar, dan PMN sebesar Rp 1,17 triliun.

Tahun ini, RNI sejatinya sangat bergantung pada kucuran dana PMN sebesar Rp 289 miliar. Pasalnya, selain untuk membangun pabrik penggilingan beras, modal negara ini akan digunakan untuk revitalisasi pabrik gula Jatitujuh di Majalengka, Jawa Barat yang terintegrasi dengan pabrik bioetanol. Selain itu, tahun ini RNI juga akan revitalisasi pabrik gula di Subang serta penggabungan tiga pabrik gula menjadi satu pabrik gula di Cirebon, Jawa Barat.

Dwi menambahkan, selain butuh investasi yang besar, bisnis gula yang selama ini jadi andalan RNI ternyata justru merugikan perusahaan karena harganya yang rendah. "Untuk itu, RNI tahun ini masih akan menggarap lini bisnis properti dan diperkirakan mampu menutup kerugian bisnis gula," ujarnya.

Pada kuartal tiga tahun lalu, RNI memulai pembangunan properti dalam bentuk gedung perkantoran di Cawang dan memakan biaya hingga Rp 490 miliar. Perusahaan menargetkan pemasukan pendapatan mencapai Rp 430 miliar selama dua tahun yang selesai tahun 2016.

Lalu pembangunan Rajawali Hotel di Cirebon yang ditargetkan selesai 2015 dan menelan biaya Rp 42 miliar. "Kami akan mengoptimalkan bisnis properti," kata Dwi. Ismet Hasan Putro, Direktur Utama RNI enggan menanggapi kegagalan RNI mendapatkan suntikan dana PMN, sehingga mengganggu rencana ekspansi perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto