KONTAN.CO.ID - Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) pada Kamis (24/10/2024) menuduh negara anggotanya, Mongolia, gagal menangkap Presiden Rusia Vladimir Putin selama perjalanan ke negaranya pada bulan lalu. Terkait hal tersebut, ICC akan merujuk masalah tersebut untuk tindakan lebih lanjut. Mengutip
AFP, Putin mengunjungi Ulaanbaatar pada awal September meskipun ada surat perintah penangkapan yang dikeluarkan terhadapnya oleh pengadilan yang berpusat di Den Haag.
Surat perintah penangkapan itu dikeluarkan atas dugaan deportasi ilegal anak-anak Ukraina setelah pasukannya menyerbu negara itu pada tahun 2022. "Pengadilan Kriminal Internasional menemukan bahwa, dengan kegagalan menangkap Tuan Putin saat dia berada di wilayahnya dan menyerahkannya ke Pengadilan, Mongolia telah gagal mematuhi permintaan Pengadilan untuk bekerja sama," kata ICC dalam sebuah pernyataan. Statuta Roma, perjanjian pendirian pengadilan yang ditandatangani oleh semua negara anggota, memaksa negara-negara untuk menangkap tersangka yang dicari. "Negara Pihak dan mereka yang menerima yurisdiksi Pengadilan berkewajiban untuk menangkap dan menyerahkan individu yang tunduk pada surat perintah ICC, terlepas dari jabatan resmi atau kewarganegaraan," kata hakim ICC.
Baca Juga: Ukraina Desak Brasil untuk Tangkap Vladimir Putin Jika Hadir di KTT G20 "Mengingat keseriusan kegagalan Mongolia untuk bekerja sama dengan Pengadilan, kami menganggap perlu untuk merujuk masalah tersebut ke Majelis Negara Pihak," kata hakim, mengacu pada badan pengawas ICC. ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Putin pada Maret 2023. Dikatakan, ada alasan yang masuk akal untuk percaya bahwa Putin bertanggung jawab atas kejahatan perang berupa deportasi yang melanggar hukum anak-anak Ukraina ke Rusia. Kyiv mengatakan, ribuan anak Ukraina dideportasi paksa dari panti asuhan dan lembaga negara lainnya setelah pasukan Rusia menguasai sebagian besar wilayah negara itu dalam invasi tahun 2022. Rusia mengatakan telah memindahkan beberapa anak dari daerah yang dekat dengan pertempuran demi perlindungan mereka sendiri.
Moskow telah menolak surat perintah itu karena dianggap tidak memiliki konsekuensi. Namun, perjalanan ke Mongolia itu merupakan perjalanan pertama Putin ke anggota ICC dalam 18 bulan sejak dikeluarkannya surat perintah itu.
Baca Juga: Vladimir Putin Tiba di Mongolia, Bicarakan Pembangunan Jaringan Pipa Gas ke China Tahun lalu, Putin membatalkan kunjungan ke pertemuan puncak BRICS di Afrika Selatan, anggota ICC lainnya, setelah adanya tekanan internal dan eksternal terhadap Pretoria untuk menangkap pemimpin Rusia itu jika ia hadir. Contoh-contoh sebelumnya tentang kegagalan anggota ICC dalam melaksanakan surat perintah penangkapan tidak memiliki konsekuensi apa pun selain teguran lisan.
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie