MANADO. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Jenny Karouw mengatakan, gagang cengkeh asal Sulut makin diminati konsumen dari Belanda dan Jepang, menyusul permintaan dari kedua negara terus meningkat. "Gagang cengkeh yang diekspor ke Belanda sebanyak 20 ton senilai US$ 25.500, sedangkan ke Jepang sebanyak enam ton seharga US$ 16.800," kata Jenny, di Manado, Kamis. Dia mengatakan, minat dua negara tersebut untuk membeli gagang cengkeh asal Sulut cukup tinggi, karena itu pengekspor daerah ini agar memanfaatkan potensi pasar tersebut. "Sebagian besar petani Sulut hanya menjadikan gagang cengkeh sebagai sampah, dengan potensi pasar dua negara tersebut, maka petani diharapkan memanfaatkan potensi pasar ini," katanya.
Gagang cengkeh diminati pasar Belanda dan Jepang
MANADO. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Jenny Karouw mengatakan, gagang cengkeh asal Sulut makin diminati konsumen dari Belanda dan Jepang, menyusul permintaan dari kedua negara terus meningkat. "Gagang cengkeh yang diekspor ke Belanda sebanyak 20 ton senilai US$ 25.500, sedangkan ke Jepang sebanyak enam ton seharga US$ 16.800," kata Jenny, di Manado, Kamis. Dia mengatakan, minat dua negara tersebut untuk membeli gagang cengkeh asal Sulut cukup tinggi, karena itu pengekspor daerah ini agar memanfaatkan potensi pasar tersebut. "Sebagian besar petani Sulut hanya menjadikan gagang cengkeh sebagai sampah, dengan potensi pasar dua negara tersebut, maka petani diharapkan memanfaatkan potensi pasar ini," katanya.