JAKARTA. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyambut baik kedatangan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis baru dengan Research Octane Number (RON) 90 yaitu Pertalite. Meski demikian, Pertalite dinilai masih kurang untuk mencapai oktan mininum kendaraan bermotor. Djongkie Sugiharto, Ketua Gaikindo mengatakan bahwa pihaknya menyambut baik datangnya BBM jenis Pertalite. "Iya hadirnya Pertalite itu bagus, karena perlahan secara bertahap masyarakat diminta pakai BBM dengan kadar oktan yang lebih tinggi dari Premium," ujar Djongkie pada KONTAN, Minggu (26/5). Pertalite memiliki kadar oktan atau RON 90, sedangkan Premium RON 88. Djongkie mengatakan, dengan menggunakan BBM dengan oktan yang lebih tinggi bisa menurunkan konsumsi Premium, sehingga bisa pasokan yang berujung pada menurunkan subsidi BBM. Selain itu dengan menggunakan BBM oktan lebih tinggi, pembakaran dan mesin kendaraan lebih awet. Meski demikian, ia mengatakan sejak 2006 sebetulnya kendaraan bermotor di Indonesia seharusnya menggunakan BBM dengan standar lingkungan Euro 2 dengan Oktan diatas 91. "Sebetulnya tanggung ya. Mending langsung saja pindah ke BBM yang punya kadar oktan lebih dari 91," ujar Djongkie. Ia mengatakan dengan munculnya BBM jenis baru itu tidak mempengaruhi penjualan mobil. "Saya kira tidak ada pengaruhnya ya. Selisih harga masing-masing jenis BBM juga tidak terlalu besar," ujar Djongkie. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Gaikindo nilai Pertalite masih di level tanggung
JAKARTA. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyambut baik kedatangan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis baru dengan Research Octane Number (RON) 90 yaitu Pertalite. Meski demikian, Pertalite dinilai masih kurang untuk mencapai oktan mininum kendaraan bermotor. Djongkie Sugiharto, Ketua Gaikindo mengatakan bahwa pihaknya menyambut baik datangnya BBM jenis Pertalite. "Iya hadirnya Pertalite itu bagus, karena perlahan secara bertahap masyarakat diminta pakai BBM dengan kadar oktan yang lebih tinggi dari Premium," ujar Djongkie pada KONTAN, Minggu (26/5). Pertalite memiliki kadar oktan atau RON 90, sedangkan Premium RON 88. Djongkie mengatakan, dengan menggunakan BBM dengan oktan yang lebih tinggi bisa menurunkan konsumsi Premium, sehingga bisa pasokan yang berujung pada menurunkan subsidi BBM. Selain itu dengan menggunakan BBM oktan lebih tinggi, pembakaran dan mesin kendaraan lebih awet. Meski demikian, ia mengatakan sejak 2006 sebetulnya kendaraan bermotor di Indonesia seharusnya menggunakan BBM dengan standar lingkungan Euro 2 dengan Oktan diatas 91. "Sebetulnya tanggung ya. Mending langsung saja pindah ke BBM yang punya kadar oktan lebih dari 91," ujar Djongkie. Ia mengatakan dengan munculnya BBM jenis baru itu tidak mempengaruhi penjualan mobil. "Saya kira tidak ada pengaruhnya ya. Selisih harga masing-masing jenis BBM juga tidak terlalu besar," ujar Djongkie. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
