KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) akhirnya mengubah proyeksi penjualan mobil nasional dari sebelumnya 1,1 juta unit menjadi 850.000 unit pada akhir 2024. Penyesuaian target ini merupakan imbas tekanan yang mendera pasar kendaraan roda empat Indonesia sepanjang 2024 berjalan. Lihat saja, realisasi penjualan
wholesales (pabrik ke dealer) mobil nasional menyusut 16,2% year on year (YoY) menjadi 633.218 unit pada Januari—September 2024. Tren serupa juga terjadi pada penjualan ritel (dealer ke konsumen) mobil nasional yang anjlok 11,9% YoY menjadi 657.223 unit.
Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto menyampaikan, pihaknya mencoba realistis dan menerima fakta bahwa penjualan mobil nasional sangat sulit mencapai 1,1 juta unit pada 2024 seperti yang telah ditargetkan Gaikindo sebelumnya. Apalagi, hanya ada waktu tiga bulan saja untuk mencapai target tersebut. Wajar apabila akhirnya Gaikindo memangkas proyeksi penjualan mobil nasional dari 1,1 juta unit menjadi hanya 850.000 unit saja hingga tutup tahun 2024. Pengurangan target penjualan yang mencapai angka 250.000 unit memang sangat disayangkan, karena para agen pemegang merek (APM) otomotif terancam kehilangan potensi pendapatan sekitar Rp 62,5 triliun. Hal ini dengan asumsi harga rata-rata satu unit mobil di Indonesia senilai Rp 250 juta. Baca Juga:
Terdampak Ketidakpastian Ekonomi Global, Kinerja Ekspor Mobil Indonesia Tertekan Kembali lagi, penyesuaian target penjualan mobil oleh Gaikindo sulit dihindari. Sejak awal tahun saja, pasar otomotif sudah mengalami tekanan akibat Pilpres 2024 yang membuat banyak konsumen menahan diri. Namun, seusai pesta demokrasi, pasar otomotif masih diliputi ketidakpastian lantaran daya beli masyarakat menurun seiring tingginya suku bunga acuan dan fluktuasi kurs rupiah. Ditambah lagi, kenaikan upah para pekerja tidak sebanding dengan kenaikan inflasi pada produk-produk konsums Beberapa harga mobil baru di Indonesia pun mengalami kenaikan pada tahun ini akibat berbagai faktor. Sebagai contoh, harga Toyota Kijang Innova Zenix sempat naik Rp 6 juta untuk seluruh varian bensin pada Mei 2024, dibandingkan bulan sebelumnya. Gaikindo pun sempat beberapa kali berdiskusi dengan para APM mengenai nasib pasar otomotif sebelum menentukan proyeksi terbaru atas penjualan mobil nasional. "Kami harapkan target penjualan 850.000 unit dapat tercapai," kata Jongkie, Jumat (25/10). Jongkie juga berharap penjualan mobil nasional pada tahun 2025 mendatang bisa kembali ke level yang normal. Hal ini didukung oleh suku bunga acuan yang sudah turun dan kepastian politik usai pergantian pemerintahan.
Baca Juga: Pendapatan VKTR Turun 27,51% per Kuartal III-2024, Ini Kata Manajemen Di samping itu, Gaikindo juga berharap adanya insentif fiskal untuk membantu pemulihan pasar otomotif nasional di tengah melemahnya daya beli masyarakat. "Kalau bisa diberikan insentif, kami akan menyambut baik meski insentif tersebut hanya sementara," imbuhnya. Sementara itu,
Marketing Director PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy menganggap target penjualan mobil nasional terbaru sebesar 850.000 unit cukup realistis untuk dicapai pada sisa tahun ini. Dia juga memprediksi angka penjualan mobil nasional di kategori ritel bisa mencapai kisaran 900.000 unit. Toyota sendiri tidak menetapkan proyeksi penjualan yang spesifik. Walau begitu, Toyota tetap berharap bisa terus menjadi pemimpin pasar mobil di Indonesia sekaligus mempertahankan pangsa pasarnya di atas 30%. Untuk memaksimalkan potensi penjualan, Toyota tetap gencar memperkenalkan model baru di pasar. Terbaru, pabrikan asal Jepang ini meluncurkan kendaraan niaga serbaguna terbaru yakni All-New Hillux Rangga. “Kami harap model baru ini menjadi salah satu stimulus penjualan Toyota menjelang akhir tahun,” tutur Anton, Jumat (25/10). Seperti yang diketahui, penjualan ritel Toyota berkurang 8,4% yoy menjadi 217.608 unit hingga September 2024. Sejauh ini, penjualan Toyota banyak disumbang oleh model-model seperti Kijang Innova Zenix, Avanza-Veloz, dan Calya.
Baca Juga: Persaingan Mobil Hybrid di Indonesia Semakin Ketat, Ada Merek Apa Saja? Chief Operating Officer PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) Franciscus Soerjopranoto menilai, tanda-tanda penurunan penjualan mobil nasional sebenarnya telah terlihat sejak akhir 2023 lalu. Ini bertepatan dengan dimulainya masa kampanye Pilpres yang membuat sebagian konsumen
wait and see. Hyundai pun telah menurunkan asumsi kinerja pasar mobil nasional ke level 800.000 unit untuk tahun ini.
Terlepas dari itu, Hyundai tetap aktif memperkenalkan model baru ke pasar seperti All-New Santa Fe yang kini tersedia dalam varian hybrid. “Kalau produsen tidak menyegarkan pasar dengan produk baru, khawatirnya konsumen akan beralih ke pasar mobil bekas,” pungkas dia, Jumat (25/10). Hyundai pun masih membuka peluang untuk memperkenalkan model baru, baik pada sisa tahun ini maupun pada awal tahun depan.
Tonton: Likuiditas Ketat, Kupon Obligasi Korporasi Diperkirakan Tetap Tinggi di Tahun 2025 Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari