KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Biaya karyawan masih menjadi komponen utama dalam biaya
overhead perbankan dTanah Air. Meski perbankan sudah gencar melakukan digitalisasi dan jumlah kantor cabang semakin menyusut, beban tenaga kerja masih meningkat. Semakin tinggi biaya
overhead perbankan menunjukkan bank semakin tidak efisien, sehingga sulit menurunkan bunga kredit. Di saat bunga sulit turun, bank tetap mencicipi margin tinggi. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperlihatkan, margin bunga alias
net interest margin (NIM) perbankan di Juni 2022 mencapai 4,69%. Meningkat dibandingkan posisi sama tahun lalu di level 4,56%.
Jenis bank mencetak margin tinggi hingga dobel digit adalah bank digital. Bank Jago (ARTO) mencatatkan kenaikan NIM dari 5% di Juni 2021 menjadi 10,8% di Juni 2022. NIM Bank Neo Commerce (BBYB) naik 5,13% menjadi 10,16% di separuh pertama 2022.
Baca Juga: Beban Gaji Bikin Biaya Operasional Bank Bengkak Gubernur BI, Perry Warjiyo menyatakan, sejumlah bank sudah menurunkan suku bunga kredit. “Namun, sejumlah bank lain masih lambat melakukan penurunan suku bunga. Salah satunya karena biaya operasional yang masih tinggi,” papar Perry secara virtual, Selasa (23/8). Terkait sinyalemen tersebut bankir mengaku. "Biaya
overhead bank di Indonesia tinggi, kita
high cost economy," ujar Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA, Kamis (1/9). Nah, mengenai biaya operasional, berdasarkan laporan keuangan semester I-2022, sejumlah bank melaporkan pertumbuhan biaya tenaga kerja secara
year on year (yoy). Bank Central Asia (BCA) misalnya mencatatkan
operational expense (opex) atau biaya
overhead Rp 15,05 triliun pada separuh pertama tahun ini. naik 5,8% yoy. Biaya tenaga kerja menyumbang sekitar Rp 7,19 triliun atau 47,7% dari total opex. Elemen ini naik 3,1% dari Rp 6,9 triliun pada semester I-2021. Rata-rata dengan jumlah karyawan BCA per Juni 2022 sebanyak 25.004 orang, gaji per karyawan sekitar Rp 47,9 juta per bulan.
Baca Juga: OJK: Kredit Bank Tumbuh 10,71% Per Juli 2022, NIM Tumbuh 4,72% Jika dibandingkan, di semester I 2021 jumlah karyawan sebanyak 25.571 orang. Maka, di semester I 2021 rata-rata gaji karyawan BCA sebesar Rp 45,42 juta. Artinya dalam setahun rata-rata gaji karyawan naik 5,46%. Adapun Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai bank dengan jaringan terbesar di Tanah Air membukukan opex Rp 38,2 triliun pada semester I 2022, naik 7,9% yoy. Biaya karyawan mencapai Rp 19,02 triliun atau naik 5,5% yoy. Komponen ini menyumbang 49% terhadap opex. Sekretaris Perusahaan BRI, Aestika Oryza Gunarto mengatakan, salah satu komponen biaya overhead yang menjadi tantangan BRI adalah dari sisi karyawan. Sebab, BRI akan memperluas akses keuangan kepada masyarakat di pelosok Indonesia. Rencana ini tentu membutuhkan biaya operasional yang tinggi karena butuh sumber daya manusia (SDM) yang banyak dan jaringan luas. "Untuk mengefisienkan biaya operasional itu, digitalisasi bisnis proses kami lakukan," kata Aestika, Kamis (1/9).
Baca Juga: Margin dan Bunga Masih Tinggi, BI Memantau Bank Digital BRI dan entitas anak memiliki jumlah karyawan sebanyak 78.952 per Juni 2022. Jika dirata-rata, gaji pegawainya mencapai Rp 40,15 juta per bulan. Bagaimana dengan bank digital? Bank Jago (ARTO), misalnya, mencatatkan kenaikan biaya karyawan sebagai salah satu komponen biaya operasional, sebesar 61,7% dari Rp 81 miliar menjadi Rp 131 miliar secara tahunan pada semester I-2022. Dengan jumlah karyawan sebanyak 427 orang, rata-rata gaji pegawai Bank Jago sebesar Rp 51 juta per bulan. Nilai itu di atas rata-rata gaji karyawan di sejumlah bank-bank besar konvensional.
Jika dibandingkan, pada kuartal I 2021, jumlah karyawan Bank Jago sebanyak 244 orang. Artinya gaji per karyawan Rp 55,7 juta. Sementara biaya karyawan Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) naik 85% secara tahunan, dari Rp 66,9 miliar jadi Rp 124 miliar di semester I-2022. Dengan jumlah karyawan 701 orang, maka rata-rata gajinya sebesar Rp 29,48 juta per bulan..
Baca Juga: Margin Bank Tetap Jumbo di Era Suku Bunga Rendah, Begini Respons Bank Indonesia Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Ahmad Febrian