JAKARTA. Para produsen tempe dinilai perlu beralih dari cara produksi tradisional ke cara produksi modern untuk menghadapi persaingan di pasar bebas. Hampir semua kalangan menyukainya bahkan sudah mendunia. Sayangnya, masih banyak sentra produksi tempe tanah air yang menggunakan cara-cara manual dalam memproduksi tempe lantaran terkendala permodalan. Ketua Gabungan Koperasi Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin bilang, pihaknya sudah melakukan sosialisasi terkait penggunaan alat produksi tempe modern. Menurutnya, banyak perajin tempe tertarik untuk mengubah cara produksi tempe menjadi lebih higienis. “Mereka tertarik untuk bikin pakai alat modern karena lebih cepat. Kalau cara tradisional bisa beberapa jam, tetapi kalau cara modern bisa 15 menit selesai,” katanya. Namun begitu, pihaknya menyayangkan sulitnya mendapat permodalan dari perbankan yang dapat digunakan untuk pengadaan alat produksi berbahan stainless tersebut. Aip mengkritisi bantuan pemerintah melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang implementasinya belum berpihak pada produsen tempe. Padahal, produsen tempe sudah menjalani usaha ini secara turun-menurun dari tahun ke tahun.
Gakoptindo: KUR untuk perajin tempe masih sulit
JAKARTA. Para produsen tempe dinilai perlu beralih dari cara produksi tradisional ke cara produksi modern untuk menghadapi persaingan di pasar bebas. Hampir semua kalangan menyukainya bahkan sudah mendunia. Sayangnya, masih banyak sentra produksi tempe tanah air yang menggunakan cara-cara manual dalam memproduksi tempe lantaran terkendala permodalan. Ketua Gabungan Koperasi Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin bilang, pihaknya sudah melakukan sosialisasi terkait penggunaan alat produksi tempe modern. Menurutnya, banyak perajin tempe tertarik untuk mengubah cara produksi tempe menjadi lebih higienis. “Mereka tertarik untuk bikin pakai alat modern karena lebih cepat. Kalau cara tradisional bisa beberapa jam, tetapi kalau cara modern bisa 15 menit selesai,” katanya. Namun begitu, pihaknya menyayangkan sulitnya mendapat permodalan dari perbankan yang dapat digunakan untuk pengadaan alat produksi berbahan stainless tersebut. Aip mengkritisi bantuan pemerintah melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang implementasinya belum berpihak pada produsen tempe. Padahal, produsen tempe sudah menjalani usaha ini secara turun-menurun dari tahun ke tahun.