Gakoptindo siap impor kedelai 10.000 ton



JAKARTA. Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) siap merealisasikan impor kedelai pada November. Untuk tahap pertama, Gakoptindo akan mengimpor kedelai sebanyak 10.000 ton atau 50% dari jatah impor kedelai yang diambil oleh asosiasi ini.

Gakoptindo akan mengimpor kedelai secara bertahap. "Tujuannya supaya tidak memberatkan pendanaan kami," ujar Aip Syarifudin, Ketua Umum Gakoptindo, Minggu (6/10).

Rencananya, Gakoptindo mengimpor kedelai dari Amerika Serikat. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Gakoptindo mengandalkan sumber dana pinjaman dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bukopin.


Meski tidak merinci berapa besar jumlah dana yang dipinjam asosiasi ini, Aip hanya menyatakan bahwa dana yang dibutuhkan untuk impor kedelai mencapai US$ 600.000. "Kami masih menyiapkan nota kesepahaman dengan pemberi pinjaman," katanya.

Seperti diberitakan KONTAN sebelumnya, Gakoptindo sebenarnya mendapatkan jatah impor kedelai sebanyak 125.000 ton. Namun, karena terganjal pendanaan, Gakoptindo mengembalikan Surat Persetujuan Impor (SPI) sebanyak 105.000 ton. Dus, kuota impor kedelai Gakoptindo hanya sekitar 20.0000 ton.

Srie Agustina, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, mengatakan, sampai akhir tahun ini jumlah impor kedelai mencapai 1,1 juta ton. Impor kedelai ini untuk menutupi kebutuhan kedelai di dalam negeri.

Saat ini, kata Srie, stok kedelai impor mencapai 162.000 ton. "Nanti di akhir tahun stok kedelai impor menjadi 189.000 ton," kata Srie. Srie optimistis harga kedelai di dalam negeri akan segera turun. Soalnya, selain stok kedelai impor melimpah, dalam tiga bulan mendatang akan ada pasokan kedelai lokal sekitar 226.000 ton.

Berdasarkan Angka Ramalan (Aram I) yang dilansir oleh Badan Pusat Statistik (BPS), produksi kedelai tahun ini diproyeksikan mencapai sekitar 847.160 ton biji kering. Jumlah ini meningkat tipis sekitar 0,47% dibandingkan Angka Tetap (Atap) tahun 2012 sebesar 843.150 ton.

Peningkatan produksi ini diperkirakan terjadi karena adanya penambahan luas areal panen sekitar 3.940 hektare (ha). Luas panen kedelai untuk tanaman kedelai pada Aram I tahun ini mencapai 571.564 ha. Rinciannya adalah 380.367 ha berada di Jawa, sedangkan sisanya berada di Luar Pulau Jawa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Fitri Arifenie