KONTAN.CO.ID - Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan Indonesia akan mengalami swasembada kedelai 2020 mendatang. Aip Syariffuddin, Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) berpendapat, rencana pemerintah ini sulit untuk direalisasikan. Menurut Aip, salah satu alasan yang menyebabkan hal tersebut adalah petani enggan bertanam kedelai lantaran keuntungan yang didapatkan lebih kecil dibandingkan komoditas pangan lain. “Kalau tanah satu hektare (ha) ditanami kedelai, hasilnya kurang dari Rp 12 juta setahun. Sementara padi, dari satu hektare minimal sekali tanam dapat 4 ton dengan harga Rp 7.500 per kg. Padahal masa tanamnya sama 100 hari,” tutur Aip, Kamis (31/8). Meski begitu, Aip juga mengatakan swasembada kedelai masih mungkin dilakukan, asalkan terdapat pergerakan dari pemerintah, atau tidak hanya mengandalkan petani. “Kalau boleh pemerintah sendiri yang mengerjakan, di mana mereka harus mencari lahan, mengelola, menanam, dan lain-lain. Kalau petani yang mengerjakan, jangan harap bisa swasembada kedelai,” ungkap Aip.
Gakoptindo: Swasembada kedelai 2020 sulit terjadi
KONTAN.CO.ID - Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan Indonesia akan mengalami swasembada kedelai 2020 mendatang. Aip Syariffuddin, Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) berpendapat, rencana pemerintah ini sulit untuk direalisasikan. Menurut Aip, salah satu alasan yang menyebabkan hal tersebut adalah petani enggan bertanam kedelai lantaran keuntungan yang didapatkan lebih kecil dibandingkan komoditas pangan lain. “Kalau tanah satu hektare (ha) ditanami kedelai, hasilnya kurang dari Rp 12 juta setahun. Sementara padi, dari satu hektare minimal sekali tanam dapat 4 ton dengan harga Rp 7.500 per kg. Padahal masa tanamnya sama 100 hari,” tutur Aip, Kamis (31/8). Meski begitu, Aip juga mengatakan swasembada kedelai masih mungkin dilakukan, asalkan terdapat pergerakan dari pemerintah, atau tidak hanya mengandalkan petani. “Kalau boleh pemerintah sendiri yang mengerjakan, di mana mereka harus mencari lahan, mengelola, menanam, dan lain-lain. Kalau petani yang mengerjakan, jangan harap bisa swasembada kedelai,” ungkap Aip.