Galangan kapal di Lamongan desak pemerintah benahi infrastruktur



JAKARTA. Perusahaan galangan kapal di Lamongan, Jawa Timur, mendesak pemerintah segera membenahi infrastruktur. Sedikitnya ada tiga perusahaan galangan kapal di sana berniat melanjutkan investasi graving dock (dok kolam) dan membutuhkan infrastruktur pendukung. Nantinya, graving dock ini bakal digunakan untuk mengerjakan kapal berbobot lebih dari 100.000 deadweight ton (DWT). Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian, Budi Darmadi mengatakan, pembenahan infrastruktur yang perlu dilakukan salah satunya adalah pelebaran jalan raya di sepanjang pantai. Jalan ini akan digunakan oleh kendaraan yang mengangkut lembaran baja ke galangan kapal. "Jalan yang ada sebaiknya memang diperlebar demi kelancaran industri," kata Budi, Senin (13/6).Selain pelebaran jalan raya, industri galangan kapal di Lamongan juga meminta pemerintah membangun pemecah ombak atau breakwater. Breakwater ini diperlukan untuk menghindari abrasi pantai yang disebabkan oleh angin barat.Lalu, galangan kapal juga membutuhkan peningkatan pasokan listrik oleh PT PLN (Persero). Menurut Budi, kebutuhan listrik industri kapal sangat besar, terutama jika investasi sudah terealisir. Saat ini, satu dari tiga perusahaan galangan kapal yang bakal berinvestasi di sana sudah mulai melakukan proses ujicoba. Sedangkan dua lainnya masih dalam tahap sertifikasi tanah dan persiapan lahan. Catatan saja, klaster industri galangan kapal Lamongan merupakan hasil kerjasama antara pemerintah pusat dan Pemerintah Daerah Jawa Timur. Hingga kini total investasi yang sudah terealisir di klaster industri galangan kapal itu mencapai Rp 500 miliar. Budi menerangkan, investasi ini akan terus bertambah karena duit yang diternakan oleh ketiga perusahaan galangan kapal tersebut bersifat dinamis.Sebelumnya, ia pernah mengatakan bahwa salah satu perusahaan perkapalan yang akan membangun graving dock di Lamongan adalah PT Daya Radar Utama. Graving dock Daya Radar rencananya akan mampu menampung kapal berkapasitas 100.000 DWT-150.000 DWT. Selama ini, graving dock yang ada di Indonesia hanya mampu melayani kapal berkapasitas 50.000 DWT. Rencananya, graving dock di Lamongan ini akan digunakan sebagai cikal bakal pembangunan galangan kapal pengangkut LNG lima tahun mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Test Test