JAKARTA. PT Antam (Persero) Tbk (ANTM) mengerahkan segenap cara untuk mengurangi dampak negatif dari penerapan larangan ekspor mineral mentah. Salah satu caranya adalah mematangkan kerjasama strategis dengan perusahaan ekstraksi nikel asal Australia, Direct Nickel (DNi). Russel Debney, Chief Executive Officer DNi menyatakan, pihaknya bersama Antam memastikan bakal membangun pabrik pengolahan nikel di Buli, Halmahera, Maluku Utara. Pabrik yang akan memproduksi 10.000-20.000 ton konsentrat nikel per tahun ini itu dibangun berdekatan dengan salah satu megaproyek Antam, yakni Feronikel Halmahera Timur (FeNi Haltim). Rencana itu telah diungkapkan secara resmi oleh DNi kepada Bursa Efek Australia (ASX), akhir pekan lalu. Sebagai langkah awal, kedua belah pihak telah mulai melakukan studi kelayakan di pabrik pengolahan DNi yang berada di Buli.
Gandeng DNi, Antam bangun pabrik di Halmahera
JAKARTA. PT Antam (Persero) Tbk (ANTM) mengerahkan segenap cara untuk mengurangi dampak negatif dari penerapan larangan ekspor mineral mentah. Salah satu caranya adalah mematangkan kerjasama strategis dengan perusahaan ekstraksi nikel asal Australia, Direct Nickel (DNi). Russel Debney, Chief Executive Officer DNi menyatakan, pihaknya bersama Antam memastikan bakal membangun pabrik pengolahan nikel di Buli, Halmahera, Maluku Utara. Pabrik yang akan memproduksi 10.000-20.000 ton konsentrat nikel per tahun ini itu dibangun berdekatan dengan salah satu megaproyek Antam, yakni Feronikel Halmahera Timur (FeNi Haltim). Rencana itu telah diungkapkan secara resmi oleh DNi kepada Bursa Efek Australia (ASX), akhir pekan lalu. Sebagai langkah awal, kedua belah pihak telah mulai melakukan studi kelayakan di pabrik pengolahan DNi yang berada di Buli.