KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M. Soemarno menyaksikan perjanjian kerja sama antara PT INKA (Persero) dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) dengan Perusahaan produsen kereta api Swiss Stadler Rail. Tiga perusahaan ini akan membentuk perusahaan patungan untuk membangun pabrik kereta api di Banyuwangi, Jawa Timur. Menteri Rini mengatakan, kerja sama ini akan membantu pemerintah dalam pengembangan sistem transportasi kereta api di tanah air.
Baca Juga: Menteri BUMN Rini ajak lima BUMN garap proyek tambang di Madagaskar Selain itu, pembangunan pabrik kereta api ini akan menyerap tenaga kerja dan meningkatkan daya saing Indonesia di mata dunia. Kerja sama ini sebagai tindak lanjut kesepakatan antara PT INKA (Persero) dan Stadler Rail saat kunjungan delegasi Swiss ke Indonesia pada Maret 2019 di Banyuwangi. “Investasi ini sangat mendukung program pembangunan sarana transportasi di Indonesia. Apalagi, volume penumpang kereta api terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Kami berharap pembangunan pabrik kereta api ini menjadi pembuka penjualan kereta api asal Indonesia di pasar internasional,” ujar Rini, Sabtu (21/9) dalam siaran pers hari ini. Penandatanganan perjanjian tersebut dilakukan oleh
Executive Chairman Stadler Rail Peter Spuhler dan Presiden Direktur PT INKA Budi Noviantoro dan disaksikan Duta Besar RI Muliaman D Hadad.
Baca Juga: Perusahaan Asal Malaysia, Membeli Lisensi AC dari Inka Untuk tahap pertama, total nilai investasi akan mencapai US$ 100 juta untuk memproduksi 125 gerbong pertahun yang akan ditingkatkan menjadi 1.000 gerbang per tahun. PT Kereta Api Indonesia (KAI) akan menjadi pembeli utama produksi perusahaan joint venture ini.
Pabrik akan dibangun di area seluas 83 Ha di Banyuwangi yang mempunyai pelabuhan laut sejauh 3 km dari lokasi pabrik. Pembangunan pabrik diperkirakan akan selesai pada 2020. Untuk mendukung pengembangan SDM guna memenuhi kebutuhan tenaga kerja industri ini, Stadler Rail akan mendirikan sekolah vokasi perkeretaapian di Indonesia.
Baca Juga: Bidik pasar Asean, INKA kerjasama dengan perusahaan sistem pendingin Malaysia “Ini adalah kesepakatan investasi Swiss yang pertama setelah penandatanganan Indonesia – EFTA Comprehensive Economic Partnership Agreement (IE CEPA) pada Desember 2018. Diharapkan kerja sama ini akan mendorong investasi di sektor lainnya antara kedua Negara,” kata Rini. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Azis Husaini