KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (
IPCC) bekerja sama dengan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) melakukan
soft launching penggunaan
Radio Frequency Identification(RFID) pada unit yang dibawa oleh TMMIN, yaitu Toyota, Kamis (30/09). Direktur Utama IPCC Rio T.N Lasse menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada TMMIN yang telah mempercayakan penanganan bongkar muatnya kepada IPCC dan implementasi RFID. Penggunaan RFID ini merupakan bagian dari perjalanan digitalisasi di Terminal IPCC, di awali dengan implementasi TOS Internasional, Billing engine dan ERP di tahun 2015. Lalu, dilanjutkan dengan TOS Domestik di tahun 2018 dan berlanjut dengan pengembangan sistem CEISA, Auto NPE dan Autogate Management System Dashboard di tahun 2021.
Penggunaan RFID ini mendukung terciptanya Car Logistic Ecosystem yang nanti dapat memberikan nilai tambah tidak hanya pada IPCC namun, juga kepada para pelanggan. “Kami akan mendukung penuh program RFID ini dari segala aspek, baik dari aspek Sumber Daya Manusia nya maupun aspek pendukung lainnya,” jelas Rio dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Jumat (1/10).
Baca Juga: Aktivitas bongkar muat alat berat IPCC terdorong kenaikan harga batubara Rio menjelaskan, dengan adanya RFID yang saling terintegrasi maka utilisasi penggunaan RFID dapat saling terkoneksi antara sistem pencatatan dari pemilik kargo hingga pencatatan di Bea Cukai. Pada saat masuk gate terminal, maka spesifikasi unit kendaraan telah terbaca oleh RFID sehingga data-data tersebut masuk ke dalam server RFID yang nantinya akan memberikan data-data terkait unit kendaraan kepada pemilik unit kendaraan, Terminal Kendaraan terkait dengan penempatan unit kendaraan di lahan penumpukan maupun gedung parkir, hingga Bea Cukai.
Dia bilang adanya penggunaan RFID ini yang merupakan bagian dari Digitalisasi Pelabuhan akan mempermudah konektivitas dan validasi data antar pihak sehingga mengurangi risiko kesalahan pencatatan data kendaraan. Tentunya keamanan dari pencatatan melalui sistem RFID telah dipertimbangkan untuk mencegah adanya risiko kesalahan maupun gagal sistem serta ancaman dri pihak eksternal. “Bagi IPCC, dengan adanya penerapan sistem digitalisasi ini tentunya penggunaan RFID ini akan memudahkan pencatatan data unit yang masuk yang nantinya dapat dikoneksikan dengan bagian pencatatan di Divisi Keuangan sehingga proses sinkronisasi dapat lebih detil,” pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .