Gangguan di Nigeria pangkas penurunan minyak



LONDON. Penurunan harga minyak tertahan karena gangguan pasokan dari Nigeria yang bisa memberikan dampak kepada surplus minyak mentah global, Rabu (11/5).

Minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni berada di level US$ 44,50 per barel di New York Mercantile Exchange, turun 16 sen, pada pukul 02:10 siang waktu London.

Kontrak minyak ini naik US$ 1,22 menjadi ditutup di level US$ 44,66 pada hari Selasa (10/5), mengimbangi penurunan sebesar 2,7 % pada sesi sebelumnya.


Total volume perdagangan sekitar 19 % di atas 100-hari rata-rata. Harga minyak telah melonjak sekitar 70 % dari level terendah di bulan Februari.

Sementara,  minyak  jenis Brent untuk pengiriman Juli naik 16 sen ke level US$ 45,68 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Kontrak minyak ini menguat US$ 1,89 ke level US$ 45,52 pada hari Selasa.

Asal tahu saja, Royal Dutch Shell Plc mengumumkan kondisi force majeure untuk menangguhkan pengiriman Bonny Light setelah terjadi kebocoran pipa di Nigeria. Bersamaan dengan Chevron Corp yang mengevakuasi pekerja dari Delta Niger karena memburuknya keamanan.

Persediaan minyak AS meningkat 3,45 juta barel pada pekan lalu, menurut laporan dari American Petroleum Institute industri yang didanai. Data pemerintah hari Rabu diperkirakan menunjukkan stok naik dari level tertinggi sejak tahun 1929.

Harga minyak telah kembali pulih setelah merosot pada awal tahun ini ke level terendah sejak 2003 silam terkait tanda-tanda melimpahnya pasokan global mereda karena penurunan output AS. Produsen minyak di Kanada termasuk Shell dan ConocoPhillips memulai proses kegiatan kembali setelah terjadinya kebakaran hutan yang menahan pasokan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto