Gangguan di Pusat Data Nasional, BSSN Klaim Layanan Imigasi Telah Kembali Normal



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Sandi dan Siber Nasional (BSSN) mengklaim layanan imigrasi saat ini sudah kembali normal usai pemerintah melakukan perbaikan server Pusat Data Nasional Sementara (PDNS). 

Kepala BSSN, Hinsa Siburian, menyebut beberapa layanan yang sudah bisa di akses kembali seperti layanan visa, izin tinggal, layanan pemeriksaan imigrasi hingga layanan paspor.

"Ini kami dapatkan dari laporan imgrasi Senin tadi pagi bahwa layanan yang terdampak sudah kembali normal," jelas Hinsa dalam Konferensi Pers Perkembangan Gangguan PDNS di Kantor Kemenkominfo, Senin (24/6). 


Baca Juga: Pusat Data Nasional Kena Serangan Siber, Pelaku Minta Tebusan US$ 8 Juta

Meski begitu, Hinsa mengatakan layanan imigrasi ini tetap akan di evaluasi secara rutin untuk memastikan berjalan dengan baik. 

Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Imigrasi Silmi Karim membenarkan bahwa layanan imigrasi saat ini kembali normal usai dilakukan pemindahan data. 

Silmy mengklaim titik pemeriksaan imigrasi (TPI) primer seperti Bandara Internasional Soekarno Hatta, Cengkareng; Bandara I Gusti Ngurah Rai; Juanda; Kualanamu; Hang Nadim hingga Pelabuhan Batam Center dan Nongsa saat ini sudah bisa melayani pemeriksaan keimigrasi seperti sebelumnya. 

Selain itu, sistem autogate serta aplikasi pengajuan visa dan izin tinggal sudah kembali normal pada Minggu (23/6). Kemudian, sistem Cekal Online dan M-Paspor juga telah normal kembali. 

Baca Juga: Pusat Data Nasional (PDN) Diserang Pakai Virus, Pelaku Minta Tebusan US$ 8 Juta

Mantan Direktur Utama PT Krakatau Steel itu mengatakan, pihaknya memutuskan memindahkan data center 12 jam setelah gangguan pada PDN Kominfo teridentifikasi. 

Pihaknya juga mengamati perkembangan recovery PDN ternyata tidak kunjung membaik di hari pertama. Sementara itu, pengaktifan kembali sistem imigrasi pada data pusat yang baru membutuhkan dua hari. 

“Umumnya permasalahan teknis bisa terselesaikan dalam hitungan satu sampai tiga jam. Ketika sudah melebihi enam jam maka kami menyimpulkan bahwa ini pasti ada serangan lebih dari permasalahan teknis semata, misalnya masalah yang ditimbulkan oleh serangan siber,” ujar Silmy. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli