Gangguan pasokan dorong penguatan minyak



JAKARTA. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) mulai kembali pulih. Gangguan pasokan yang terjadi di Libya rupanya berhasil mendorong penguatan harga minyak mentah. Bahkan pergerakannya seolah mengabaikan kabar kenaikan cadangan minyak di Amerika Serikat (AS).

Mengutip Bloomberg, Rabu (29/3) pukul 18.07 WIB harga minyak WTI kontrak pengiriman Mei 2017 di New York Mercantile Exchange menguat 0,39% ke level US$ 48,56 per barel dibanding hari sebelumnya. Sedangkan dibandingkan sepekan sebelumnya harganya sudah menguat 1,08 %.

Faisyal, analis PT Monex Investindo Futures mengatakan sekarang ini memang cukup banyak sentimen positif yang melingkupi pergerakan harga minyak mentah. Sentimen pertama datang dari gangguan pasokan yang terjadi di Libya.


Negara penghasil minyak itu tak mampu mempertahankan produksi minyak karena adanya gangguan di ladang produksinya. “Ini dikhawatirkan bisa mengganggu output minyak,” ujarnya kepada KONTAN, Rabu (29/3).

Insiden tersebut terjadi di ladang minyak di kawasan Sharara dan Wafa. Diperkirakan akibat pemblokiran oleh para demonstran, output minyak mentah Libya akan berkurang sekitar 252 ribu barel per hari. Padahal biasanya setiap harinya output minyak bisa mencapai 700 – 800 ribu barel.

Sentimen positif lain datang dari hasil pertemuan menteri anggota Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) pada 26 Maret lalu. Dalam pertemuan itu, Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh mengatakan ada kemungkinan kesepakatan antara OPEC dan NON OPEC terkait pemangkasan produksi akan setelah Juni.

Sejauh ini Rusia dan Iran telah menandatangani kesepakatan bersama untuk terus bekerja sama mengurangi output. Bahkan kedua sentimen positif tersebut bahkan juga telah mengalahkan sajian data cadangan minyak AS versi swasta yang dirilis pada Rabu (29/3) pagi.

Walaupun American Petroleum Institute (API) merilis cadangan minyak AS naik 1,9 juta barel menjadi 535,5 ribu, tetapi minyak masih mampu bergerak naik. “Untuk sementara pergerakan minyak mengabaikan kenaikan cadangan minyak AS,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto