Ganti Direksi, Garuda berharap terbang tinggi



TANGERANG. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) baru saja mengalami pergantian Direksi. Susunan direksi GIAA dipersempit dari 8 orang menjadi 6 orang. Di situ, terpilihlah mantan Direktur Utama Citilink, M. Arif Wibowo menduduki kursi nomor satu GIAA. Dengan adanya pergantian direksi ini, Garuda Indonesia berharap mampu terbang tinggi. Mantan Direktur Utama GIAA Emirsyah Satar mengungkapkan, kinerja GIAA akan membaik di 2015. Ia merasa, GIAA dapat meraih untung di tahun depan. Kinerja GIAA tampak berdarah-darah dalam beberapa tahun terakhir. Pada kuartal ketiga 2014, GIAA menelan kerugian sebesar US$ 219,54 juta. Kerugian tersebut membengkak 1.362,62% dari US$ 15,01 juta dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. "Tahun ini turbulensi cukup besar bagi industri maskapai," ungkap Arif, Jumat, (12/12). Namun, turunnya harga minyak dunia bisa menjadi keuntungan bagi GIAA. Setiap penurunan 1 sen harga minyak, dampaknya ke perseroan yakni US$ 17 juta. Lalu melihat harga minyak yang telah turun 15 sen, maka GIAA mampu diuntungkan US$ 255 juta. Meski begitu, GIAA masih menghadapi depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap Dollar. Jika nilai tukar Rupiah terhadap Dollar terus melemah, ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi perseroan. Untuk menguatkan otot GIAA ke depannya, Arif memiliki 3 strategi prioritas. Pertama, ia akan membuat GIAA menjadi penghasil uang yang semaksimal mungkin. Menurutnya, ini bisa digenjot melalui berbagai hal mulai dari Sumber Daya Manusia (SDM), peralatan, dan lain-lain. Kedua, ia akan merestrukturisasi biaya perseroan. Arif menyadari, stagnansi ekonomi akan berpengaruh pada bisnis angkutan udara. Maka ia akan berusaha menstabilkan kondisi keuangan GIAA dengan memangkas biaya. Ketiga, GIAA akan mengamankan pendanaan jangka pendek. Menurutnya, ia membutuhkan pendanaan eksternal untuk jangka waktu 6 bulan sampai setahun ke depan. Namun, Arif masih enggan menjelaskan skema apa yang akan pihaknya jajaki. "Metode banyak. Bisa refinancing dan sebagainya," ucap dia. GIAA pun akan terus bermain di pasar domestik, regional, internasional. Arif memprediksi, traffic penerbangan akan tumbuh 9% sampai 10% di tahun depan. Ini didasari pada perekonomian Indonesia yang diperkirakan tumbuh 5% sampai 5,5% di tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan