JAKARTA. Pasca mengganti pucuk pimpinan pada medio Juni kemarin, PT Indonesia Air Asia justru terlihat makin ragu merealisasikan rencana menjadi perusahaan terbuka di Indonesia tahun depan. Perusahaan yang menginduk pada Air Asia Malaysia ini beralasan, kondisi makro ekonomi Tanah Air belum tepat. Dus, perusahaan ini tak bisa memastikan akan menggelar intial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia tahun 2015. Sunu Widyatmoko, Direktur Utama (Dirut) Indonesia Air Asia yang baru menyatakan tak ingin memaksakan melepas saham perusahaannya di harga murah karena faktor eksternal yang dianggap tak mendukung. Sunu sebelumnya menjabat sebagai Direktur Keuangan Air Asia mencoba membandingkan momen IPO yang dipilih oleh PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Asal tahu saja, sebelum bergabung dengan Indonesia Air Asia, Sunu menjabat sebagai Director of Investment Banking di PT Bahana Sekuritas, perusahaan sekuritas inilah yang mengantarkan Garuda Indonesia mewujudkan hajatan IPO.
Ganti dirut, Air Asia justru ragu IPO tahun depan
JAKARTA. Pasca mengganti pucuk pimpinan pada medio Juni kemarin, PT Indonesia Air Asia justru terlihat makin ragu merealisasikan rencana menjadi perusahaan terbuka di Indonesia tahun depan. Perusahaan yang menginduk pada Air Asia Malaysia ini beralasan, kondisi makro ekonomi Tanah Air belum tepat. Dus, perusahaan ini tak bisa memastikan akan menggelar intial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia tahun 2015. Sunu Widyatmoko, Direktur Utama (Dirut) Indonesia Air Asia yang baru menyatakan tak ingin memaksakan melepas saham perusahaannya di harga murah karena faktor eksternal yang dianggap tak mendukung. Sunu sebelumnya menjabat sebagai Direktur Keuangan Air Asia mencoba membandingkan momen IPO yang dipilih oleh PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Asal tahu saja, sebelum bergabung dengan Indonesia Air Asia, Sunu menjabat sebagai Director of Investment Banking di PT Bahana Sekuritas, perusahaan sekuritas inilah yang mengantarkan Garuda Indonesia mewujudkan hajatan IPO.