GAP merugi hingga US$ 1 miliar akibat virus corona



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Bisnis peritel global terantuk virus korona. Salah satunya peritel asal Amerika Serikat (AS) Gap Inc yang melaporkan kerugian kuartalan yang berakhir pada 2 Mei.   

Gap melaporkan kerugian kuartalan hampir US$ 1 miliar karena pengecer pakaian ini banyak menutup toko akibat penyebaran virus korona.   Kerugian bersih Gap sebesar US$ 932 juta, atau $ 2,51 per saham. Penjualan bersih Gap turun 43% menjadi $ 2,11 miliar dari $ 3,71 miliar.

Baca Juga: Keyence, perusahaan dengan valuasi terbesar kedua di Jepang yang menyisihkan Softbank Gap menjadi salah satu perusahaan yang memang merasakan dampak dari korona, dimana penjualan barang-barang yang tak terlalu penting di saat pandemi memang anjlok.


Apalagi para peritel seperti Gap ini membatasi bisnis mereka dan lebih gencar berjualan online.

Baca Juga: Wow, Gojek dapat duit segar dari Facebook dan Paypal Namun manajemen Gap meyakini kedepannya penjuakan mereka akan kembali mengkilap. Gap yang bermarkas di San Francisco, yang mengoperasikan hampir 2.800 toko di Amerika Utara, mengatakan 55% dari toko yang dioperasikan perusahaan di kawasan itu sekarang terbuka dan penjualan dari operasi online sedang booming.

Chief Executive Officer Gap Sonia Syngal menyebutkan memang untuk merek perusahaan yang lebih mahal seperti Gap and Banana Republic tidak berhasil karena pelanggan memilih pakaian kasual karena mereka tinggal di rumah selama penguncian.  

"Namun, merek pakaian degan harga yang terjangkau seperti Old Navy dan Athleta, melihat tanda-tanda permintaan yang kuat," ujar Syngal dalam panggilan video konferensi dengan analis mengutip Reuters, Jumat (5/6).

Gap juga akan merampingkan armada toko ritelnya dan juga mencari konsesi sewa untuk toko-toko yang ditempatkan dengan baik yang tidak dapat mendukung struktur sewa saat ini. Setelah pengumuman ini, saham Gap langsung anjlok setelah pembukaan. Walau analis sudah memperkirakan kerugian yang dialami Gap.  

Editor: Lamgiat Siringoringo