JAKARTA. Perbedaan (gap) antara harga rupiah di dalam negeri (onshore) dengan rupiah di luar negeri (offshore) semakin melebar. Bahkan perbedaannya merupakan yang terbesar dalam 16 bulan terakhir. Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, mata uang Garuda melemah 0,4% menjadi 9.670 versus dollar AS. Sementara, berdasarkan nilai tukar yang dikalkulasikan oleh the Association of Banks di Singapura dan biasa digunakan untuk menetapkan harga kontrak rupiah non deliverable forward (NDF) menunjukkan rupiah untuk pengantaran satu bulan ke depan lebih lemah 2,1% dibanding level onshore di posisi 9.877. Pada 11 Januari lalu, perbedaan rupiah di pasar onshore dan offshore mencapai 2,6%, terbesar sejak 22 September 2011. "Sepertinya saat ini ada dua nilai tukar rupiah. Yang jelas adalah pasar mata uang Indonesia tidak berfungsi dengan baik. Ada penurunan pasokan dollar di pasar onshore. Meski pasar masih berfungsi, namun sulit melakukan transaksi perdagangan," jelas Perru Kojodjojo, foreign exchange strategist HSBC Holdings Plc di Hong Kong. Catatan saja, pada tahun lalu, rupiah sempat keok 5,9%. Kondisi itu menjadikan rupiah sebagai mata uang dengan performa terburuk di antara 11 mata uang Asia yang paling sering ditransaksikan di kawasan regional. Penyebab utamanya adalah membengkaknya defisit neraca perdagangan Indonesia. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Gap rupiah di pasar onshore & offshore capai 2,1%
JAKARTA. Perbedaan (gap) antara harga rupiah di dalam negeri (onshore) dengan rupiah di luar negeri (offshore) semakin melebar. Bahkan perbedaannya merupakan yang terbesar dalam 16 bulan terakhir. Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, mata uang Garuda melemah 0,4% menjadi 9.670 versus dollar AS. Sementara, berdasarkan nilai tukar yang dikalkulasikan oleh the Association of Banks di Singapura dan biasa digunakan untuk menetapkan harga kontrak rupiah non deliverable forward (NDF) menunjukkan rupiah untuk pengantaran satu bulan ke depan lebih lemah 2,1% dibanding level onshore di posisi 9.877. Pada 11 Januari lalu, perbedaan rupiah di pasar onshore dan offshore mencapai 2,6%, terbesar sejak 22 September 2011. "Sepertinya saat ini ada dua nilai tukar rupiah. Yang jelas adalah pasar mata uang Indonesia tidak berfungsi dengan baik. Ada penurunan pasokan dollar di pasar onshore. Meski pasar masih berfungsi, namun sulit melakukan transaksi perdagangan," jelas Perru Kojodjojo, foreign exchange strategist HSBC Holdings Plc di Hong Kong. Catatan saja, pada tahun lalu, rupiah sempat keok 5,9%. Kondisi itu menjadikan rupiah sebagai mata uang dengan performa terburuk di antara 11 mata uang Asia yang paling sering ditransaksikan di kawasan regional. Penyebab utamanya adalah membengkaknya defisit neraca perdagangan Indonesia. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News