JAKARTA. Ketua Bidang Advokasi dan Hukum Gabungan Asosiasi Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Tungkot Sipayung menilai pungutan ekspor CPO dan turunannya tidak menjadi masalah, asal dikembalikan kepada industri untuk mengembangkan industri CPO. Namun untuk bea keluar, Tungkot meminta diturunkan bertahap untuk kemudian dihapus. Bea keluar dinilai tidak bisa lagi menjadi instrumen hilirisasi. Pemerintah bisa gunakan instrumen pajak seperti Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan (PPh) yang selama ini sudah dikeluarkan pengusaha. "Secara bertahap pemerintah perlu hilangkan kebijakan bea keluar seperti di Malaysia yang tarifnya sudah rendah," terangnya ketika dihubungi KONTAN, Jumat (24/4). Instrumen bea keluar ini, menurutnya sangat mempengaruhi daya saing pengusaha dan akan memberatkan di tengah kondisi harga CPO yang lesu.
GAPKI: Bea Keluar CPO harus diturunkan dan dihapus
JAKARTA. Ketua Bidang Advokasi dan Hukum Gabungan Asosiasi Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Tungkot Sipayung menilai pungutan ekspor CPO dan turunannya tidak menjadi masalah, asal dikembalikan kepada industri untuk mengembangkan industri CPO. Namun untuk bea keluar, Tungkot meminta diturunkan bertahap untuk kemudian dihapus. Bea keluar dinilai tidak bisa lagi menjadi instrumen hilirisasi. Pemerintah bisa gunakan instrumen pajak seperti Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan (PPh) yang selama ini sudah dikeluarkan pengusaha. "Secara bertahap pemerintah perlu hilangkan kebijakan bea keluar seperti di Malaysia yang tarifnya sudah rendah," terangnya ketika dihubungi KONTAN, Jumat (24/4). Instrumen bea keluar ini, menurutnya sangat mempengaruhi daya saing pengusaha dan akan memberatkan di tengah kondisi harga CPO yang lesu.