JAKARTA. Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Akmaludin Hasibuan menyambut baik kerjasama antara Indonesia dan Malaysia membentuk EPOC (European Palm Oil Council) untuk membendung kampanye hitam terhadap produsen minyak sawit. "Kalau kerjasama ini dikerjakan dengan baik, maka saya optimis akan efektif," ujar Akmaludin kepada KONTAN, Selasa (17/5).Dia menyebut, negara-negara produsen minyak seperti Indonesia dan Malaysia perlu memproteksi diri terhadap serangan-serangan black campaign agar tidak menjadi bulan-bulanan kampanye hitam, sehingga negara-negara produsen kelapa sawit tidak mengalami kesulitan mengekspor minyak sawit.Sampai saat, menurut Akmaludin, black campaign terhadap minyak sawit Indonesia belum terasa pada penjualan ekspor Indonesia ke Eropa yang setiap tahun sebesar 4 juta ton. "Eropa memang termasuk salah satu pasar utama ekspor minyak sawit Indonesia, selain China dan India," ungkapnya. Sekjen GAPKI Joko Supriono membenarkan kampanye hitam tersebut belum mempengaruhi ekspor secara langsung. Namun, dalam jangka panjang dapat mengurangi daya saing minyak sawit karena kampanye ini diarahkan sehingga negara Eropa dan negara maju lainnya akan memberlakukan non tarif barier bagi minyak sawit Indonesia.Sebagai catatan, volume ekspor minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) Indonesia tahun lalu sebesar 15.656.349 ton. Sementara, nilai ekspor CPO dan produk turunannya sebesar US$ 16,4 miliar.
GAPKI: EPOC efektif membendung black campaign jika dijalankan dengan serius
JAKARTA. Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Akmaludin Hasibuan menyambut baik kerjasama antara Indonesia dan Malaysia membentuk EPOC (European Palm Oil Council) untuk membendung kampanye hitam terhadap produsen minyak sawit. "Kalau kerjasama ini dikerjakan dengan baik, maka saya optimis akan efektif," ujar Akmaludin kepada KONTAN, Selasa (17/5).Dia menyebut, negara-negara produsen minyak seperti Indonesia dan Malaysia perlu memproteksi diri terhadap serangan-serangan black campaign agar tidak menjadi bulan-bulanan kampanye hitam, sehingga negara-negara produsen kelapa sawit tidak mengalami kesulitan mengekspor minyak sawit.Sampai saat, menurut Akmaludin, black campaign terhadap minyak sawit Indonesia belum terasa pada penjualan ekspor Indonesia ke Eropa yang setiap tahun sebesar 4 juta ton. "Eropa memang termasuk salah satu pasar utama ekspor minyak sawit Indonesia, selain China dan India," ungkapnya. Sekjen GAPKI Joko Supriono membenarkan kampanye hitam tersebut belum mempengaruhi ekspor secara langsung. Namun, dalam jangka panjang dapat mengurangi daya saing minyak sawit karena kampanye ini diarahkan sehingga negara Eropa dan negara maju lainnya akan memberlakukan non tarif barier bagi minyak sawit Indonesia.Sebagai catatan, volume ekspor minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) Indonesia tahun lalu sebesar 15.656.349 ton. Sementara, nilai ekspor CPO dan produk turunannya sebesar US$ 16,4 miliar.