GAPKI: Kampanye Greenpeace ancam petani sawit



JAKARTA. Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia menyatakan adanya kampanye dari Greenpeace akan mengancam mata pencaharian dari masyarakat Indonesia yang bergantung kehidupannya pada perkebunan kelapa sawit.

"Strategi Greenpeace untuk membatasi keberadaan Kelapa Sawit di Indonesia akan membuat satu juta orang dalam kemiskinan dan mengancam kesejahteraan lebih dari 12 juta yang saat ini bergantung pada industri kelapa sawit," kata Fadhil Hasan di Jakarta, Selasa (12/10).

Pernyataan dari Fadhil Hassan tersebut disampaikan sebelum kapal Greenpeace “Rainbow Warrior” datang ke Indonesia dalam waktu dekat ini. Fadhil mengimbau, agar Greenpeace tidak melakukan klaim adanya perusakan lingkungan di Indonesia dilakukan oleh industri kelapa sawit. “Jangan sampai mereka (Greenpeace) mengklaim industri kelapa sawit sebagai perusak hutan,” jelas Fadhil.


Menurut Fadhil, industri kelapa sawit merupakan salah satu industri yang berperan untuk mengentaskan kemiskinan dan mengurangi pengangguran. Jika industri kelapa sawit ini meredup, maka dikhawatirkan jutaan orang akan menanggung kemiskinan dan juga angka pengangguran makin marak. “Dampak sosial ini harus disadari Greenpeace,” tegas Fadhil.

Kekhawatiran GAPKI cukup beralasan, pasalnya ketika kapal Rainbow Warrior sampai ke Indonesia sempat melakukan aktivitas berupa penghadangan kapal pengangkut CPO. Akibat penghadangan tersebut, pengusaha angkutan kapal dan juga industri CPO cukup kelabakan.

GAPKI sendiri, menurut Fadhil mendukung aktivitas pemeliharaan dan kelestarian lingkungan bahkan memiliki komitmen untuk mengurangi emisi dari sektor kehutanan seperti pendekatan yang dilakukan Pemerintah Indonesia dan Norwegia untuk melakukan moratorium hutan selama 2 tahun. “Kami mendukung hutan yang lestari,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Djumyati P.