KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspor produk kelapa sawit mentah Indonesia ke Uni Eropa sebenarnya tidak seberapa. Namun, pemerintah dan pengusaha tetap khawatir bila benua biru tersebut tetap menerapkan Renewable Energy Directive (RED) yang mengeluarkan sawit dari daftar energi terbarukan. Kekhawatiran tersebut didasarkan pada potensi terjadinya efek domino kebijakan Uni Eropa ke negara-negara lain. Bila hal itu terjadi, maka penjualan minyak kelapa sawit mentah (CPO) dan turunnya bakal mendapat penolakan dari berbagai negara. Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriono mengatakan, kebijakan Uni Eropa mengeluarkan sawit dari daftar energi terbarukan berpotensi ditiru negara lain. "Kami khawatirkan efek domino karena biasanya Uni Eropa jadi rujukan,"ujar Joko, Rabu (27/3).
Gapki khawatir diskriminasi Uni Eropa terhadap sawit ditiru negara lain
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspor produk kelapa sawit mentah Indonesia ke Uni Eropa sebenarnya tidak seberapa. Namun, pemerintah dan pengusaha tetap khawatir bila benua biru tersebut tetap menerapkan Renewable Energy Directive (RED) yang mengeluarkan sawit dari daftar energi terbarukan. Kekhawatiran tersebut didasarkan pada potensi terjadinya efek domino kebijakan Uni Eropa ke negara-negara lain. Bila hal itu terjadi, maka penjualan minyak kelapa sawit mentah (CPO) dan turunnya bakal mendapat penolakan dari berbagai negara. Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriono mengatakan, kebijakan Uni Eropa mengeluarkan sawit dari daftar energi terbarukan berpotensi ditiru negara lain. "Kami khawatirkan efek domino karena biasanya Uni Eropa jadi rujukan,"ujar Joko, Rabu (27/3).